Halaman

Resume 4 Pelatihan Belajar Menulis 9 Nopember 2020

 Resume 4 

(9 Nopember 2020) Menulis dan menerbitkan buku

Oleh: Pono,S.Pd.SD


Narasumber Ditta Widya Utami,S.Pd.

Moderator : Bu Kanjeng



Ada 2 hal yang  disampaikan narasumber kepada peserta pelatihan Belajar Menulis kaali ini, yaitu terkait menulis dan menerbitkan buku.

Materi pertama yang disampaikan narasumber adalah;

*Bagaimana Memulai Menulis*


Narasumber mengatakan bahwa menulis tak bisa lepas dari keseharian kita. Setiap hari, mungkin kita terbiasa menulis balasan chat di media sosial. Menulis jurnal harian mengajar. Menulis feedback untuk tugas siswa. dsb.

Tapi, ketika harus menulis buku. Menulis di blog. Rasanya seperti berlari sprin yang tiba-tiba menghantam tembok. Atau bertinju yang tiba-tiba KO. Atau bermain catur yang langsung skakmat.

Entah apa yang terjadi, seolah semua ide lenyap begitu saja. Tangan tiba-tiba tak bisa menulis. Bahkan lidah pun terasa kelu.

Keadaan seperti ini narasumber pun pernah mengalaminya.

Lalu, bagiamana cara mengatasi hal tersebut?

Lebih lanjut narasumber menyampaikan beberapa tips mengatasinya.

Ada beberapa tips yang pernah beliau lakukan dan mungkin bisa diterapkan pula oleh peserta pelatihan, yaitu :

1. Ikut kelas menulis

2. Ikut komunitas menulis

3. Ikut lomba menulis

4. Menulis apa saja yang ada di sekitar/dalam keseharian kita

5. Menulis apa saja yang kita suka

Banyak hal yang bisa didapatkan dari kelas menulis. Contohnya kelas menulis bersama Omjay ini. Selain mendapat ilmu, motivasi, tips dan trik menulis, terkadang kita pun mendapat kejutan tak terduga.

Narasumber pun menyampaikan tautan ke blognya uang berisi tulisan tentang hadiah kejutan dari PGRI.

https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/hadiah-kejutan-dari-pgri.html?m=1 

Tulisan ini mengabadikan ingatan narasumber ketika mendapat hadiah kejutan berupa buku dari PGRI karena salah satu resume yang telah beliau buat.

Sedangkan tulisan berikutnya adalah tulisan yang mengantarkan narasumber mendapat sepaket kurma ruthob dari KSGN dan PGRI.

Narasumber menyatakan bahwa ikut komunitas menulis juga dirasa perlu. Karena dalam komunitas itulah kita bisa berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain sehingga kemampuan menulis pun semakin terasah.

Menurut narasumber saat ini sudah banyak sekali komunitas menulis yang bisa diikuti. Terlepas apakah komunitas tersebut dibuat khusus untuk guru ataupun umum.

Tips yang ketiga adalah ikut lomba. Ini cocok bagi siapa pun yang menyukai tantangan. Dengan mengikuti lomba, kita bisa belajar membuat tulisan dengan berbagai tema dalam waktu yang  terjadwal.

Tips berikutnya jika masih merasa sulit menulis adalah tulis saja apa yang ada di sekitar kita atau yang kita alami hari ini.

Dulu saat menjadi binaan Omjay di Kelas Menulis Gelombang 7, Omjay rutin mengirim foto setiap hari untuk diubah menjadi tulisan.

Ada foto ketoprak, gorengan, kucing, dan rempeyek. Foto itu harus jadi tulisan minimal 3 paragraf. Seru dan sekaligus membuktikan bahwa memang benar apa saja yang ada di sekitar kita bisa kita ubah menjadi tulisan loh!

Jika belum mempan, mari buat tulisan tentang keseharian kita. Seperti diari. Itu pun tak apa. Yang penting menulis agar kemampuan kita semakin terasah.

Misalnya tulis saja kisah mencari tanaman keladi putih di hutan atau saat hiking dsb.

Tips kelima yaitu tulislah apa yang kita suka. Karena jika sudah suka biasanya bakal awet.

Bapak/Ibu senang berkebun (lagi booming lagi nih ya menanam bunga), silakan tulis tentang berkebun.

Bapak/Ibu senang memasak? Silakan berbagi dengan jenis teks prosedural resep memasak, dsb.

Pokoknya tulis apa yang kita suka dan kita kuasai.


*Harus menulis dimana?*


Ketika ingin menulis, tentu kita butuh medianya. Menulis  bisa kita lakukan di :

Blog

Buku harian

HP/Laptop

atau platform menulis online seperti wattpad dan storial

Bahkan media sosial pun bisa kita buat sebagai sarana untuk menulis. Menulis dimana saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat dalam sehari, seminggu, sebulastorial


*Menulis buku solo atau kolaborasi.

Kalau menulisnya sudah dilakukan dan dirutinkan, tinggal naik tahap. Yaitu menerbitkan buku.

Kumpulan tulisan kita di blog, jurnal harian, serta draft-draft yang ada di laptop atau hp bisa kita bukukan. Banyak alumni menulis bersama Omjay yang sudah membuktikan.


Mending menulis buku solo atau kolaborasi?

Ada beberapa hal yang membedakan saat kita menulis buku solo dengan kolaborasi.

Misal dari tema dan waktu untuk buku solo tentu kita bebas menentukan apa temanya dan kapan mau beresnya. Apakah seminggu, sebulan, menahun? 

Sedangkan jika menulis bersama, tentu tulisan yang kita buat harus sesuai tema sesuai ketentuan dan waktunya pun sesuai yang dijadwalkan.

Ini contoh buku solo, berisi kumpulan kisah yang terinspirasi dari anak didik.

Setiap ada kejadian unik, atau meminjam istilah Munif Chatib yaitu "momen spesial", segera  dicatat.

Saat ada kesempatan, dituangkan dalam bentuk cerpen.

------

Untuk konsisten produktif menulis, bisa menerapkan 5 hal ini;

1. Cari apa saja yang bisa ditulis. Walau hanya 1 paragraf. Di tulisnya bisa di berbagai media. Bahkan di status WA sekalipun.

Namun niatkan, agar tulisan kita bermanfaat bagi orang lain.

Kecuali seperti diary, biasanya pengalaman sehari-hari ditulis agar ingat seperti apa di masa lalu sebagai bahan evaluasi diri.

2. Untuk mengusir rasa malas, refresh otak dan hati terlebih dahulu. Bisa dengan melakukan hal yang kita sukai. Atau membaca beberapa buku ringan dan menghibur.

3. Pengalaman berkolaborasi adalah salah satu hal yang tak kan terlupa.

Di Gelombang ke-7, Prof Eko saat menjadi narasumber menantang peserta untuk menulis hanya dalam waktu 1 Minggu!

Temanya bisa diambil dari channel YouTube beliau.

Saat itu saya sempat berpikir apakah akan mengambil kesempatan ini atau tida


Tidak ada komentar:

Posting Komentar