Cara Membuat Soal Online dengan Google Form
Oleh : Pono, S.Pd.SD
Oleh : Pono, S.Pd.SD
Oleh: Pono, S.Pd.SD
Salah satu tanda adanya peradaban manusia adalah adanya tatanan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Tatanan wujud dalam semua sendi kehidupan manusia. Tidak berlebihan kiranya disebutkan, bangsa dengan peradaban tinggi hidup dengan teratur dan bermartabat. Keteraturan dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat melambangkan adanya hukum yang ditaati oleh bangsa atau masyarakat tersebut, baik hukum yang tertulis maupun tidak tertulis.
Hukum yang tertulis jika dilanggar mengakibatkan mendapat sanksi. Hukum yang tidak tertulis timbul dan berkembang di masyarakat, jika dilanggar mengakibatkan mendapat sanksi sosial dari masyarakat. Sanksi sosial bisa berupa cemoohan, dikucilkan dalam pergaulan atau hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya. Untuk itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat perlu memperhatikan aturan-aturan yang ada baik tertulis maupun tidak tertulis.
Bangsa dengan peradaban tinggi sangat memperhatikan etika dalam segala lini kehidupan. Baik dalam bergaul dengan sesama manusia, dalam bekerja, dalam lingkungan keluarga, bahkan ketika bersendiri. Jelasnya etika yang ditunjukkan seseorang merupakan bukti bahwa ia seorang yang beradab.
Setiap bangsa atau masyarakat memiliki etika yang ia pegang. Satu sama lain mungkin ada kesamaan serta ada pula perbedaan. Semuanya itu merupakan khazanah budaya yang patut disyukuri serta dijaga. Sebagai contoh mengenai 'tata krama' dalam pergaulan. Pada lingkungan masyarakat satu dengan masyarakat yang lain mungkin ada sedikit atau banyak perbedaan. Semua itu merupakan khazanah budaya yang patut disyukuri serta dijaga. Jika seseorang melanggarnya maka akan disebut sebagai 'tidak beretika' atau 'tidak memiliki etika'.
Peribahasa
"Di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung", begitu peribahasa yang maknanya lebih kurang adalah kita harus menghormati adat resam masyarakat yang kita kunjungi atau masyarakat tempat kita berada. (Bagi pembaca mungkin ada yang mengetahui makna yang lebih tepat dari peribahasa tersebut. Jika berkenan sudilah kiranya berbagi ilmu guna melengkapi tulisan ini yang jauh dari kesempurnaan)
Melestarikan budaya merupakan tanggungjawab suatu bangsa atau masyarakat. Dengan ciri khas budayanya, sebuah bangsa mudah dikenal oleh bangsa lain. Bukankan Tuhan menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Ayah) dan seorang perempuan (Ibu) dan menjadikannya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal.
Dengan mempelajari dan melestarikan budaya berarti menjadikan seseorang mengenali jati dirinya sebagai suatu bangsa atau masyarakat tertentu. Sebagai contoh tata krama dalam bergaul di tengah masyarakat Jawa dikenal dengan istilah 'unggah-ungguh'. Tata krama dalam berbicara disebut 'unggah-ungguh Basa'. 'Unggah-ungguh basa' merupakan aturan dalam berbicara di tengah masyarakat dalam bahasa Jawa. Baik berbicara dalam keluarga maupun di luar keluarga. Di dalam rumah ataupun di luar rumah. Di tengah derasnya arus globalisasi saat ini, 'unggah-ungguh basa mulai pudar di tengah masyarakat. Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi kemunduran tersebut. Tidaklah bijak menyebutkan siapa yang salah. Ini merupakan masalah bersama yang perlu ditemukan solusinya.
Berbicara mengenai solusi, salah satunya yang mungkin dilakukan adalah melalui jalur pendidikan. Seperti dalam peribahasa yang saya tulis pada postingan sebelumnya, yaitu "melentur buluhnya bermula dari rebungnya" maka kebiasaan yang baik perlu ditanamkan sejak kecil. Begitu pula dalam membiasakan anak-anak menggunakan 'unggah-ungguh' dalam berbicara perlu dimulai sejak masih kecil.
Demikian yang dapat saya tulis hari ini. Kritik dan saran dari pembaca amat berharga bagi penulis.
Banjarnegara, 25 Pebruari 2021 malam.
Blog penulis: www.ono.my.id
Oleh: Pono, S.Pd.SD
Semalam hujan turun dengan lebatnya. Angin pun bertiup kencang. Ditambah lagi dengan padamnya listrik di rumah sekampung. Berdasarkan kalender 'pranata mangsa' hari ini termasuk dalam 'mangsa kawolu. Sudah menjadi kebiasaan sejak dulu kala pada 'mangsa kapitu' dan 'mangsa kawolu' di daerah ku sering terjadi angin bertiup kencang. Terkadang disertai hujan deras. Malam hari pun terasa amat dingin. Terlebih pada saat-saat menjelang subuh.
Aku tidur di lantai beralaskan kasur empuk depan tivi. Biasanya sebelum terlelap aku menonton televisi, menunggu rasa kantuk. Kalau jadwal pelatihan, saya menonton telivisi sekaligus menatap layar HP guna mengikuti pelatihan di grup WA serta, menyaksikan setiap chat pada grup WA baik berupa dari narasumber maupun pertanyaan dari peserta dan jawabannya. Aku tidak mau ketinggalan agar dapat menyelesaikan membuat resume yang merupakan tugas bagi semua peserta.
Sejak istriku melahirkan si kecil 5 setengah bulan yang lalu, aku memang lebih sering tidur di lantai beralaskan kasur. Tujuannya untuk memberikan keleluasaan bagi si kecil dan ibunya. Kebetulan televisi di rumahku berada dekat dengan pintu samping. Jika hujan lebat disertai angin kencang terkadang sebagian air masuk melalui celah bawah pintu menjadikan udara bertambah dingin. Bagiku itu bukan masalah, bahkan terasa asyik mengingat ini merupakan bagian dari perjuangan seorang ayah. Sebenarnya masih ada satu kamar lagi yang bisa aku tempati untuk tidur setiap malam. Namun tidur dekat pintu kamar si kecil merupakan pilihan bagiku. Bagi pembaca yang menjadi ayah tentunya sangat paham dengan suasana seperti ini.
Hujan terus mengguyur hingga subuh. Padamnya listrik membuat suasana sepi. Tak ada suara manusia di luar rumah. Biasanya di jalan depan dan samping rumahku, Namun sejak jam 9 malam sepertinya tidak ada yang lewat di samping rumah. Maklum hujan turun dengan derasnya. Atau kalaupun ada yang lewat satu atau dua tak terdengar karena udara didominasi suara hujan yang terus mengguyur.
Ketika listrik mulai padam kuletakkan HP yang biasa aku gunakan berlatih menulis di malam hari. Kujadikan ia beralih fungsi menjadi lampu darurat menemani tidur di malam hari. Lumayan. Walaupun tak seterang lampu neon, setidaknya aku bisa melihat jalan menuju kamar mandi. Kalau-kalau ada keperluan kesana.
Hujan mengguyur. Malam pun semakin dingin. Dari sela-sela suara derasnya hujan kudengar suara keras yang mengagetkan gendang telingaku. Asalnya dari arah dapur. Di dapur masih gelap gulita. Suara itu memang sering terjadi. Mungkin setiap malam. Dengan perasaan sedikit penasaran akan suara itu aku pun berusaha melelapkan kedua mataku. Kelopak mataku aku usahakan. Agar menutup. Semoga besok pagi saat bangun tidur badanku lebih segar serta bugar. Besok pagi saya harus menempuh jarak puluhan kilometer menuju tempat tugas. Butuh stamina yang prima.
Belum lagi mataku terlelap, suara seperti benturan benda keras kembali terdengar. Kali ini lebih keras dari sebelumnya, diikuti suara berisik terus terdengar. Asal suara masih sama, dari arah dapur. Suasana yang masih gelap mengurungkan niatku melihat sumber suara dari dekat. Mengingat besok harus bekerja aku pun mengabaikannya.
Beberapa jam selepas mataku terpejam, aku terhenti dari mimpiku. Perlahan mataku membuka. Belum sempat mataku terbuka penuh, terdengar olehku suara hujan yang masih mengguyur. Rupanya hujan belum juga mereda. Suara angin masih menghiasi langit malam tadi bersama turunnya hujan. Aku rasa tidurku cukup untuk malam ini. Walaupun mataku masih berjuang menahan kantuk yang terus menyerang. Mengingat hujan terus mengguyur berkawan angin, serta masih padamnya saluran listrik. Aku putuskan mengusir rasa kantuk sambil menunggu waktu subuh. Aku pun segera menuju kamar mandi dengan penerangan cahaya HP.
Setelah mengambil wudhu dan menyelesaikan dua rekaat, kuambil HP untuk menyelesaikan tugas membuat resume yang sempat tertunda. Lama aku berbincang dengan HP dalam bahasa tulis seperti layaknya menulis di buku 'diary', tiba-tiba terdengar suara muadzin mengumandangkan adzan sebagai tanda masuk waktu subuh. Listrik PLN masih padam, namun biasanya saat listrik padam muadzin menghidupkan 'genset' agar kumandang adzan terdengar seluruh kampung. Aku bergegas menunaikan kewajibanku dengan penerangan seadanya, dari cahaya HP.
Lebih kurang setengah jam setelah kumandang adzan hatiku merasa lega. Listrik sudah menyala kembali. Hujan pun mulai mereda. Ruangan dapur lebih terang dari sebelumnya. Aku mencoba mencari tahu apa yang terjadi semalam. Aku pun kaget melihat beberapa piring berserakan. Salah satunya bahkan terbelah menjadi dua. Tampaknya semalam hewan pengerat beraksi mencari makan seperti biasa sebelum jalannya saya tutup. Saya memang sudah berkali-kali menutup jalan masuk hewan pengerat itu. Aku perhatikan dengan saksama seluruh dinding. Akhirnya kutemukan sebuah lubang kecil seukuran kepala tikus. Agaknya hewan kecil itu telah berjuang dengan sepenuh tenaga menembus dinding guna mencapai target yang ia cita-citakan. Aku pun menggelengkan kepala.
Sambil memikirkan kejadian semalam, aku teringat akan isi buku yang aku beli 20 tahun yang lalu. Buku itu aku beli ketika menjadi TKI di Malaysia sebelum menjadi guru di SD. Judulnya 10 Wasiat Imam Syafi'i.
Ada yang menarik pada buku itu. Salah satunya tulisan yang menyebutkan bahwa salah satu dari pesan atau wasiat Imam Syafi'i adalah, "Belajarlah dari musuhmu". Seketika terpikir olehku, "mungkinkah hewan pengerat itu Tuhan kirimkan sebagai sarana tarbiyah untukku?" Betapa beruntungnya aku. Dalam hari-hari belakangan memang aku kerap merasa marah pada hewan itu. Berbagai cara aku coba guna menaklukan hewan itu. Namun hari ini aku merasa bahwa aku tidak ada daya guna menaklukkannya.
Berulang kali aku melanggar fatwa ibuku. Sebenarnya berulang kali ibuku menasihati untuk tidak berlaku kasar kepada hewan itu. Namun aku melanggarnya, walaupun dengan bermuka manis di depan ibuku.
Jika aku perhatikan hewan pengerat itu memang memiliki kelebihan dibanding hewan lainya. Dari perilakunya menunjukkan bahwa ia merupakan salah satu dari hewan yang memiliki kecerdasan melebihi hewan lainnya. Disamping itu ia memiliki semangat tinggi dalam bekerja menggapai target. Terbukti berulang kali ia membuat jalan baru guna mencapai tempat berisi makanan dan perlindungan.
Kiranya itu yang dapat saya pelajari dari hewan itu. Terlepas dari benar dan salah atau baik dan buruk. Kedua sifat pada hewan yang saya sebutkan, tentunya akan bermanfaat jika kita tiru. Namun tentunya kalaupun kita menirunya untuk hal kebaikan dan kebenaran, ya. Bukankan kita diperintahkan untuk senantiasa belajar. Belajar dengan siapapun dan kapanpun hingga ajal menjemput.
Demikian yang dapat saya sampaikan kali ini. Cerita dari kejadian nyata dengan sedikit perubahan. Jika ada salah kata mohon dimaafkan kritik dan saran dari para cerdik pandai amat kami harapkan. Wallohu a'lam bishowab.
Banjarnegara, 24 Pebruari 2021, malam hari, hujan rintik.
Blog penulis: www.ono.my.id
Oleh: Pono, S.Pd.SD
Pepatah mengatakan, "Jika engkau menghendaki sesuatu dalam satu tahun lagi, tanamlah padi. Jika engkau menghendaki sesuatu dalam jangka waktu sepuluh tahun, tanamlah pohon. Jika engkau menghendaki sesuatu dalam jangka waktu seratus tahun maka didiklah anakmu".
Dari pepatah di atas tidaklah berlebihan kiranya disebutkan bahwa pendidikan merupakan cara yang tepat guna menyiapkan generasi mendatang. Pendidikan yang dilakukan hari ini berpengaruh pada ratusan tahun yang akan datang. Itulah sebabnya pendidikan harus diperhatikan sampai pada hal sekecil-kecilnya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guna menerapkan pendidikan pada anak-anak adalah dengan membiasakan hal-hal yang baik sejak anak masih kecil. Dengan membiasakan hal-hal yang baik sejak kecil memungkinkan kelak mereka akan menjadi pribadi yang unggul saat sudah dewasa. Hal-hal kecil yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan yang akan dilakukan meskipun tanpa disuruh.
Pola pendidikan dengan membiasakan perilaku baik pada keseharian sejatinya sudah dilakukan oleh orang tua kita sejak dahulu. Namun belakangan di era globalisasi dampaknya kurang begitu nampak. Tidak ada sesiapa yang patut disalahkan, namun usaha yang baik merupakan tanggung jawab bersama. Langkah terbaik untuk mewujudkannya adalah dengan memulai dari lingkup yang terdekat dengan diri kita serta dari diri sendiri.
Hal yang tidak kalah penting dalam menanamkan kebiasaan baik pada anak-anak adalah dengan keteladanan. Hal ini tentunya sesuai dengan karakteristik perkembangan anak, dimana pada masa kanak-kanak seseorang memiliki sifat suka meniru. Anak-anak cenderung akan meniru apa saja yang ia lihat di sekitarnya serta apa yang ia dengar dari telinganya.
Beberapa kebiasaan baik mungkin kelihatan sepele dari pandangan kebanyakan orang, namun bagi yang menaruh perhatian serius terhadap pendidikan dan masa depan anak, tentunya tidak akan berani menganggapnya sebagai hal yang remeh-temeh.
Kebiasaan-kebiasaan baik yang perlu ditanamkan pada diri anak-anak antara lain;
Berkata jujur,
Menjaga kebersihan, baik kebersihan diri, pakaian maupun lingkungan tempat ia berada,
Menghormati dan mentaati guru dan orang tua,
Mengetuk pintu, atau mengucap salam saat akan memasuki rumah orang lain, sesuaikan dengan budaya serta tradisi daerah setempat
Menghormati orang yang lebih tua,
Mendengarkan orang yang sedang berbicara
Menyapa ketika bertemu orang yang kita kenal di jalan, dalam kondisi tertentu bahkan perlu menyapa orang yang belum kita kenal dengan maksud berkenalan
Mengucapkan permisi atau yang seumpamanya ketika sedang berjalan dan terlewati orang tua atau beberapa orang yang sedang berbicara satu sama lain
Membuang sampah pada tempat yang semestinya
Menyebut nama teman dengan namanya, bukan menyebut teman dengan yang bukan namanya.
Berbicara lembut kepada orang tua, atau orang yang lebih tua atau kepada guru. Baik guru di sekolah maupun di madrasah dan sejenisnya
Memposisikan diri di belakang pada saat berjalan dengan orang tua, kecuali pada kondisi orang tua tersebut yang menghendaki agar anak-anak berjalan di depan, karena tentunya berdasarkan pertimbangan.
Apa yang saya sampaikan di atas adalah hanya sebagian dari kebiasaan yang perlu ditanamkan sejak kecil. Masih banyak hal-baik yang belum tersampaikan di sini. Oleh karena itu masukan dari pembaca dan cerdik pandai amat berguna.
Banjarnegara, 23 Pebruari 2021, sore
Blog penulis: www.ono.my.id
Oleh: Pono, S.Pd.SD
Untuk membuat akun blogger di blogspot.com, yang pertama dilakukan adalah membuka laman blogger.com dengan cara mengetikkan www.blogger.com pada kolom pencarian google.
Setelah membuka akun blogger, langkah selanjutnya adalah menekan atau mengeklik tombol 'sign up' atau buat akun. Masukkan alamat Gmail dan password untuk memasukinya. Maka akan diarahkan pada halaman yang berbeda dari sebelumnya.
Tulis nama untuk blog yang akan dibuat. Tidak ada ketentuan soal nama untuk blog baru. Kita bisa membuatnya sesuai selera. Nama blog akan muncul ketika blog kita dibuka untuk dibaca. Setelah nama untuk blog berhasil kita buat, klik tombol berikutnya, menandakan kita diarahkan ke halaman berikutnya.
Pada halaman yang baru tulis alamat blog yang akan kita buat. Perlu diingat dalam menulis alamat blog, yaitu tidak menulis .blogspot.com karena sistem otomatis menambahkannya. Hal berikutnya untuk diperhatikan adalah alamat ditulis menggunakan huruf kecil serta tanpa adanya spasi di dalamnya. Jika ketika menulis alamat muncul tulisan warna merah (warning), berarti alamat tersebut tidak bisa didaftarkan sebagai alamat blog karena sudah ada yang menggunakan. Dalam kasus ini tulis alamat blog yang baru. Jika sudah klik tombol berikutnya, untuk masuk ke halaman berikutnya.
Tulis nama untuk ditampilkan sebagai identitas blogger. Nama blogger juga bebas. Sesuai selera kita.
Setelah menulis nama blogger selanjutnya tekan atau klik tombol selesai.
Setelah menekan tombol selesai berarti proses membuat blog sudah berhasil. Selanjutnya kita tinggal mengisi blog yang kita miliki dengan konten-konten yang bermanfaat.
Untuk membuat postingan di blog, kita harus masuk terlebih dahulu ke akun blog yang sudah kita buat. Caranya ketik pada kolom pencarian google www.blogger.com. Setelah itu klik tombol 'Sign in' atau masuk. Maksudnya adalah masuk ke akun kita. Untuk masuk kita perlu menuliskan alamat Gmail yang sebelumnya digunakan untuk membuat blog. Selanjutnya ketik password.
Setelah berhasil masuk ke akun blogger, tekan atau klik postingan baru. Maka akan diarahkan ke lembar yang berisi postingan dan judul postingan.
Berikutnya tulis judul postingan pada kolom bagian atas.
Setelah menulis judul postingan, selanjutnya berpindah ke bawah untuk menulis artikel/konten blog pada kolom isi postingan.
Agar postingan menarik, sisipkan gambar pada postingan. Gambar bisa diletakkan di atas , di tengah, atau di bawah.
Setelah menulis artikel dan menyisipkan gambar, selanjutnyu klik tombol kirim.
Setelah menekan tombol kirim maknanya kita telah berhasil membuat postingan. Postingan tersebut akan dapat dilihat siapapun pengguna internet.
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai cara membuat blog gratis di blogspot.com. Semoga bermanfaat.
Salam,
Banjarnegara, 22 Pebruari 2021, malam.
Blog penulis: www.ono.my.id
Oleh: Pono, S.Pd.SD
Maju mundurnya suatu bangsa tergantung pada bangsa itu sendiri. Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sehingga bangsa itu merubahnya. Siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh niscaya akan memetik hasilnya. Begitu pula pada lingkup yang lebih luas, masyarakat dan bangsa. Jika bersungguh-sungguh dalam berusaha menjadi lebih baik, InsyaaAlloh karunia Tuhan akan didapatkan. Kalau tidak di dunia maka di akhirat yang selama-lamanya sebagai buah dari usaha hamba-Nya yang ikhlas. Ikhlas menjadi syarat diterima suatu amal.
Sudah bukan menjadi rahasia lagi mengenai pendapat para pakar, berdasarkan perhitungan pada 2045 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Ini bermakna pada 2045 akan ada manusia usia produktif di Indonesia dengan jumlah berlimpah. Hal ini tentunya perlu mendapatkan perhatian serius sejak dini mengingat anak-anak hari ini kelak akan menjadi orang dewasa sekaligus akan menerima tongkat estafet dari generasi sebelumnya.
Jika dipersiapkan dengan baik, bonus demografi mendatangkan keuntungan berlimpah bagi bangsa. Namun jika tidak dipersiapkan dengan baik bukan hal yang tidak mungkin justru membawa petaka bagi bangsa ini. Sebagai insan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sepatutnya optimis akan hal itu, disamping itu perasaan pasrah kepada Tuhan atas hasil dari usaha yang telah dilakukan. Namun hal yang tak kalah penting adalah mengenai usaha itu sendiri. Usaha semestinya dilakukan dengan sungguh, serta cermat mengingat akibat dari usaha tersebut amat besar di kemudian hari.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan bagi menyiapkan bangsa dalam menghadapi bonus demografi 2045 adalah melalui pendidikan. Pendidikan dilakukan guna menyiapkan siswa menghadapi berbagai kemungkinan serta situasi di masa mendatang.
Mengingat tantangan di masa depan lebih berat dibanding saat ini, diharapkan siswa lebih cakap, berwawasan luas, terampil, mandiri serta serta mampu menemukan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapinya kelak. Untuk dapat mencapai semua itu tentunya harus memiliki karakter unggul. Sebut saja salah satu karakter yaitu disiplin. Dari disiplin berpengaruh pada pencapaian berbagai karakter yang lain. Begitu pula dengan jiwa yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa akan melahirkan kasih sayang serta rela menolong sesama. Semangat nasionalisme pula membawa kepada mencintai bangsa serta negaranya, serta menolak segala usaha memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Tentunya pada bidang yang ia tekuni.
Pentingnya karakter dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta bagi individu itu sendiri dalam mengarungi samudra kehidupan menjadikan pendidikan perlu diberikan sejak dini, ketika anak-anak masih kecil. Pada anak usia SD karakter dapat dibangun melalui pendidikan Pramuka. Pendidikan Pramuka sendiri dapat dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun perkemahan Sabtu - Minggu yang sering disebut dengan istilah persami. Di SD persami dapat dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru ataupun awal semester. Kegiatan yang dilakukan pada awal semester ini bermanfaat untuk menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran pada hari-hari berikutnya dalam semester tersebut.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf.
Salam,
Banjarnegara, 21 Pebruari 2021, Maghrib.
Oleh: Pono, S.Pd.SD
Berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini sangat pesat. Bagaikan air bah meluap saat banjir. Banjir meluap ke segala arah. Begitu pula Teknologi Informasi dan Komunikasi. Tak heran jika sebagian orang tenggelam di dalamnya. Namun sebagian yang lain menganggap teknologi sebagai berkah kehidupan yang harus disyukuri.
Pesatnya arus teknologi membawa manusia ke era globalisasi semakin cepat. Mau atau tidak mau, kita telah berada di dalamnya. Derasnya arus globalisasi menggerus tradisi, serta budaya bangsa yang adiluhung sehingga sebagian manusia hanyut dalam pola hidup konsumtif, hedonis, serta individualis. Bagi yang pandai berenang akan selamat dari derasnya arus. Yang pandai menyelam mampu menemukan mutiara - mutiara hikmah di tengah banjir informasi.
Pendidikan bertujuan menyiapkan manusia pada kehidupan yang akan datang, baik nanti, besok, lusa maupun di kelak kemudian hari. Dengan demikian pendidikan harus mampu mengarungi kehidupan guna menjawab tantangan era globalisasi yang serba digital.
Bukan hanya menyiapkan manusia menghadapi era digital, pendidikan sendiri harus eksis di era global. Itulah sebabnya guru sebagai pendidik terus berusaha memanfaatkan teknologi yang ada untuk keperluan pendidikan. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini tidak terpaku pada pemanfaatan sebagai sarana penyebar informasi semata, namun sebagai sarana kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Sebagian menggunakan media sosial untuk keperluan proses belajar mengajar, sebagiannya lagi menggunakan website atau blog.
Adanya pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran oleh guru serta sarana untuk menyapa siswa maupun masyarakat luas melalui artikel-artikel tulisannya secara intensif, kini muncul istilah baru yaitu "guru blogger". Guru yang tidak hanya menggeluti aktivitas mendidik dan mengajar siswa tetapi juga mengelola blog pribadinya sebagai sumbangsihnya kepada masyarakat luas di tengah membanjirnya informasi dari berbagai belahan dunia.
Jumlah guru blogger kini semakin banyak. Terlebih di masa Pandemi Covid-19 saat aktivitas manusia dibatasi guna memutus mata rantai penyebaran covid-19. Di saat yang sama teknologi informasi dan komunikasi terus berevolusi sehingga menghasilkan produk yang semakin memudahkan manusia dalam berkarya. Dahulu manusia melakukan aktivitas mengelola blog dengan laptop atau PC yang terkoneksi internet. Kini dengan semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi sebagian manusia mengelola blog atau lazim disebut "ngeblog" menggunakan HP. Alasannya tentu lebih mudah atau lebih nyaman karena bisa melakukan aktivitas "ngeblog" di mana pun ia berada.