Contoh makalah 2

Salam literasi,

Bagaimana kabar sobat? Kuharap semua dalam kondisi sehat. Terima kasih sobat sudi mengunjungi situs kami. Kami harap sobat semua merasa betah..... hehehe. Sobat, di sini kami hendak sedikit berbagi dengan teman-teman tentang sedikit yang sudah kami buat. Dengan tujuan ikut mengisi ruang di dunia maya yang kian hari kian merakyat, seolah telah menjadi kebutuhan dasar bagi umat manusia dewasa ini.  

Bukan niat kami hendak menyombongkan diri, namun hanya sekedar berbagi, dengan didorong rasa ingin berguna bagi orang lain yang membutuhkan atau pun yang merasa memiliki minat. Bagi yang tidak berminat kami sangat menghargai keputusan untuk tidak membacanya ataupun melihatnya. 

Kritik dan saran dari sobat pembaca akan sangat bermanfaat bagi kami, bagi pengembangan ke arah lebih baik lagi. Untuk itu janganlah segan untuk memberikan komentar pada kolom komentar setelah membaca tulisan kami.

Kali ini kami berniat untuk berbagi contoh makalah yang kami buat dalam rangka mengikuti perlombaan Guru Berdedikasi di Daerah Khusus kabupaten Banjarnegara provinsi Jawa Tengah. Kami sadar tulisan kami sangat jauh dari kesempurnaan, namun setidaknya dapat menjadi gambaran bagi teman-teman yang baru akan menulis, atau pun menjadi acuan bagi teman-teman untuk menulis yang jauh lebih baik dari ini. 

Akhir kata kami ucapkan selamat membaca, dan jangan lupa mengisi kolom komentar sebagai umpan balik bagi kami.
O ya, di bawah tulisan ini sudah kami sisipkan tombol untuk mengunduh/mendownload. 

Salam literasi.

PROFIL PONO, S.Pd.SD
GURU SD BERDEDIKASI DI DAERAH KHUSUS
SD NEGERI 1 SINDUAJI, KECAMATAN PANDANARUM
KABUPATEN BANJARNEGARA


A.      KONDISI SD NEGERI 1 SINDUAJI
SD Negeri 1 Sinduaji adalah sebuah Sekolah Dasar yang terletak di Desa Sinduaji Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara. Desa Sinduaji sendiri terletak di atas bukit, dan berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga di sebelah barat, berbatasan dengan desa Pandanarum di sebelah timur dan selatan serta berbatasan dengan Desa Pasegeran kecamatan Pandanarum di sebelah utara. Untuk mencapai Desa Sinduaji baik dari arah barat, utara maupun timur harus melalui jalan berliku, menanjak dan mendaki dengan kemiringan tanah yang cukup curam. Tak heran jika jalan menuju  Desa Sinduaji cepat mengalami kerusakan karena kemiringan tanah yang cukup curam sedangkan curah hujan sebagaimana di daerah perbukitan yang lain cukup tinggi. Sedangkan pada bagian selatan Desa Sinduaji adalah merupakan tanah perkebunan dengan kemiringan tanah yang cukup terjal dan berakhir pada kali Gintung. Jika musim hujan tiba  sering terjadi  tanah     longsor di sepanjang jalan baik di wilayah Desa Sinduaji maupaun  disekitarnya. Bahkan jalan – jalan utama dikecamatan Pandanarum juga selalu mengalami kerusakan dari tahun ke tahun terutama pada musim penghujan, karena kontur tanahnya yang labil.  Untuk dapat  mencapai wilayah  kecamatan Pandanarum sendiri harus melalui kecamatan Kalibening  di sebelah utara, sedangkan untuk masuk ke wilayah kecamatan Pandanarum dari arah selatan harus melewati hutan pinus dengan kondisi jalan yang cukup sempit dan rusak, bahkan setiap musim angin tiba, banyak pohon pinus tua yang tumbang menutupi jalan sehingga terkadang pengguna jalan harus merunduk di bawah pohon tumbang atau berjalan menyusuri semak di pinggir jalan. Syukurlah penduduk sekitar sangat peduli  dengan kondisi jalan sehingga mereka mau membantu siapa saja yang mengalami kesulitan dengan cara meningkirkan kayu-kayu yang melintang di badan jalan. Sedangkan untuk dapat sampai di wilayah kecamatan Pandanarum dari arah barat harus melewati Desa Sinduuaji yang notabene merupakan daerah terpencil. 
Desa Sinduaji berjarak  7,5 km dari kantor  keccamatan sedangakan dari kota kabupaten berjarak sekitar 60 km. Karena medan yang cukup sulit untuk sampai ke kantor  kecamatan memerlukan waktu sekitar setengah jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Mayoritas penduduk  desa Sinduaji bermata pencaharian sebagai petani, buruh tani dan buruh bangunan.
Sebagian besar penduduk desa Sinduaji merupakan tamatan SD dan ada sebagian yang tidak tamat SD dengan jumlah ± 10%. Sedangkan penduuduk desa Sinduaji yang telah menamatkan sekolah setingkat SMP ke atas ±10%.
 Desa Sinduaji berada pada ketinggian ± 800 mdpl dengan luas wilayah 488,24 ha.  Dengan kemiringan tanah yang cukup tinggi maka sebagian besar petani di desa Sinduaji menanam kayu Albasia, selebihnya kurang lebih 20 persen menanam ketela, padi, jagung serta tanaman palawija lainnya serta sebagai penyadap nira pohon aren.


B.       DEWAN GURU SD NEGERI 1 SINDUAJI
Sejak saya ditugaskan di SD Negeri 1 Sinduaji hingga sekarang, keadaan guru telah mengalami perubahan dengan mutasinya beberapa orang guru baik yang masuk maupun keluar dari SD Negeri 1 Sinduaji. Pada awal saya ditugaskan di SD Negeri 1 Sinduaji yaitu bulan Mei 2009 jumlah tenaga ada 9 orang, terdiri satu orang Kepala Sekolah yaitu Bp. Radi Raharjo, lima orang PNS yaitu Bp. Suyitno yang merupakan guru PAI, Bp. Getun Supriyadi, Bp. Al Ashar, Bp. Waluyo, Bp. Sarwono sebaagai Guru Kelas, dua orang Guru Wiyata Bhakti, yaitu Bp. Rudianto dan Bp. Priyanto, serta Bp. Sudi sebaagai penjaga sekolah.  Kebetulan penempatan saya di SD Negeri 1 Sinduaji saat itu saya tidak sendiri, tetapi ada teman satu angkatan yaitu Bp. Asep Pratomo dari Purworejo. Dengan diregrupnya SD Negeri 2 Sinduaji menjadikan salah satu gurunya yaitu Ibu Titi Suharti masuk ke  SD Negeri 1 Sinduaji sedangkan Bp. Priyanto berpindah ke SD Negeri 3 Sinduaji.
Beberapa  bulan kemudian  setelah saya ditempatkan di Sinduaji jumlah guru di SD Negeri  1 Sinduaji berkurang dengan dimutasinya dua orang guru SD Negeri 1 Sinduaji yaitu Bp. Sarwono dan Bp. Waluyo, kemudian tahun 2010 SD Negeri 1 Sinduaji mendapat tambahan 1 guru yaitu Bp. Sundiyah. Seiring berjalannya waktu satu per satu guru SD Negeri 1 Sinduaji mutasi ke luar, dimulai dengan berpindahnya Bp. Getun Supriyadi  ke lokasi kerja yang baru yaitu ke SD Negeri 3 Wanakarsa, disusul kemudian dengan berpindahnya Bp. Al Ashar ke SD Negeri 2 Lawen. Sedangkan Bp. Sudi pensiun dan digantikan Bp. Aminudin, seorang tenaga Wiyata Bhakti.  Bp. Sriyanto dari SD Negeri 3 Sinduaji masuk menggantikan Bp. Radi Raharjo yang HMT Kepala Sekolah, sedangkan Bp. Radi Raharjo menjadi guru kelas. Pada tahun 2014 terjadi penambahan guru sebanyak dua orang CPNS dari selekksi tenaga Honorer K2 atas nama Bp. Dwi Kahono dan Ibu Norman Yulia.  Selanjutnya Ibu Sundiyah berpindah berpindah ke SD Negeri 3 Adipasir, kemudian disusul Bp.Suyitno yang mutasi ke SD Negeri 3  Lebakkwangi. Pada tahun 2015 Bp. Radi Raharjo pensiun. Selanjutnya pada Pebruari 2016 Bp. Sriyanto dimutasi ke SD Negeri 1 Beji dan digantikan oleh Bp. Sukadar yang sebelumnya menjadi kepala Sekolah di SD Negeri 3 Sinduaji.
Keadaan guru di SD Negeri 1 Sinduaji pada saat ini berjumlah 8 orang, terdiri  dari 5 orang PNS/CPNS dan 3 orang tenaga Wiyata Bhakti/Honorer K2. Kedelapan guru tersebut adalah Bp. Sukadar sebagai Kepala Sekolah, Bp. Pono mengajar kelas 4, Bp. Asep Pratomo sebagai guru Penjas Orkes sekaligus mengampu kelas 3. Dua orang CPNS yaitu Bp. Kahono dan Ibu Norman Yulia mengajar kelas 5 dan kelas 6. Sedangkan ketiga orang tenaga Wiyata Bhakti yaitu Bp. Rudianto mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Ibu Titi Suharti menjadi guru kelas 1, sedangkan Bp. Aminudin sebagai penjaga sekolah sekaligus mengajar kelas 2.        
Dari 8 orang tenaga yang ada di SD Negeri 1 Sinduaji, sebanyak  6 orang sudah memiliki kualifikasi pendidikan S1, 1 orang mempunyai kualifikasi pendidikan setingkat D II, sedangkan 1 orang lagi sedang menempuh pendidikan S1.
Guru-guru PNS/CPNS di SD Negeri 1 Sinduaji rata-rata berdomisili di luar kecamatan Pandanarum, dan menggunakan kendaraan sepeda motor untuk sampai ke lokasi tempat kerja, sedangkan ketiga ornag tenaga Wiyata Bhakti kesemuanya berdomosili di wilayah desa Sinduaji. Untuk memberikan gambaran domisili guru SD Negeri 1 Sinduaji berikut ini saya tampilkan data domisili dan jarak tempuh guru SD Negeri 1 Sinduaji.
NO
NAMA
ALAMAT
Jarak dari rumah ke sekolah
Waktu tempuh dari rumah ke sekolah
1
Sukadar
Lawen
15 km
50 menit
2
Pono
Sijeruk
45 km
1,5 jam
3
Asep Pratomo
Depok
60 km
2 jam
4
Norman Yulia
Pandanarum
3 km
15 menit
5
Dwi Kahono
Sipedang
17 km
30 menit
6
Rudianto
Sinduaji
200 m
-
7
Titi Suharti
Sinduaji
1  km
5 menit
8
Aminudin
Sinduaji
200 m
-



C.      KONDISI SISWA SD NEGERI 1 SINDUAJI
Keadaan siswa SD Negeri 1 Sinduaji sampai tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 112 orang siswa terdiri dari 63 orang siswa laki-laki dan 49 orang siswa perempuan dengan 6 rombel.
Dari jumlah siswa tersebut kebanyakan mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu dengan latar belakang pendidikan orang tua yang rendah sehingga masalah motivasi belajar dan kesadaran akan pentingnya pendidikan di sekolah kami menjadi kendala yang sangat signifikan yang merupakan beban kami yang paling berat bertugas di daerah khusus.

D.      DEDIKASI SAYA DI SD NEGERI 1 SINDUAJI

Kondisi SD Negeri 1 Sinduaji pada saat pertama sangat memprihatinkan. Ruang kelas hanya ada 5 ruang sementara jumlah rombelnya ada 6 rombel dan 1 rumah dinas guru yang kondisinya suda sangat rusak. Keadaan tiga ruaang kelas rusak namun kantor dan ruang kelas satu masih cukup baik. Namun sebagian besar lantai sudah pecah. Bahkan rumah dinas yang juga dijadikan ruang kelas 3 kondisinya sudah sangat parah.
Keadaan ini terasa lebih parah lagi ketika melihat tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih sangat-sangat rendah. Itu dapat dilihat dari jumlah  siswa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi (SMP) sangat sedikit. Pada Tahun Pelajaran 2008/2009 hanya 1 anak dari SD Negeri 1 Sinduaji yang melanjutkan. Bahkan ada di antara mereka   terutama anak perempuan setelah tamat SD terus menikah.  Bahkan angka putus sekolah SD juga masih tinggi, dan masih banyak warga masyarakat Sinduaji yang tidak sampai menamatkan pendidikannya sampai SD. Sedangkan yang sekolah dengan asal – asalan saja, sekolah asal berangkat. Kalau mau berangkat, kalau  sedang tidak tidak mau ya tidak berangkat. Keadaan seperti ini terjadi hampir di semua kelas, sehingga prestasi siswa dalam hal akademik sangat rendah. Terlebih lagi dengan kenakalan anak  yang cukup tinggi. Hampir setiap hari terjadi perkelahian sesama  siswa, baik perkelahian sesama siswa dalm satu kelas maupun perkelahian anatar kelas. Pernah terjadi dalam satu hari terjadi 5 kasus perkelahian  , antar siswa yang berbeda, sehingga ketika dua siswa berkelahi sedang dilerai, dua atau tiga siswa di tempat yang lain mulai berkelahi. Bahkan setelah pembelajaran dinyatakan selesai pada itu, dan siswa dipersilakan untuk kembali ke rumah masing-masing, di tengah jalan mereka yang berasal dari dusun yang berbeda saling cegat. Sehingga guru disibukkan dengan melerai siswa yang berkelahi dibandingkan dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi maupun karakteristik peserta didik.
Keadaan seperti ini sangat menantang idealisme saya sebagai guru untuk berbuat sesuatu  agar Sinduaji  dapat berubah ke arah yang lebih baik melalui jalur pendidikan. Saya bersama Kepala Sekolah, Dewan  Guru serta Komite Sekolah dan tokoh masyarakat sepakat untuk berusaha menumbuhkan kesadaran warga masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Bahwa pendidikan memegang peran yang sangat strategis untuk memajukan masyarakat.
Namun di dalam intern sekolah saya bersama Kepala Sekolah dan Dewan Guru sepakat mengambil langkah strategis guna mengatasi masalah yang ada di sekolah. Masalah yang menjadi prioritas utama adalah mengatasi masalah perkelahian yang kerap terjadi dengan mengadakan aktifitas fisik yang dapat memupuk kebersamaan dan rasa saling menyayangi serta menjunjung kedisiplinan dan sportifitas di antaranya kegiatan latihan pramuka dan persami bagi siswa kelas 4, 5, dan 6. Sedangkan bagi siswa kelas 1, 2, dan 3 lebih banyak diberi nasihat secara lembut. Dengan diadakannya persami tiap tahun, secara berangsur-angsur masalah perkelahian mulai  hilang, sehingga sekarang hampir tidak ada perkelahian sesama siswa.
 Adapun usaha untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dilakukan dengan sosialisasi  kepada wali murid yang terintegrasi dengan program sekolah yang lain, misalnya acara penerimaan buku rapor kenaikan kelas dan acara perpisahan siswa kelas VI yang sudah dinyatakan lulus. Hal ini juga dilakukan tiap tahun. Hasilnya  pada tahun pelajaran  2014/ 2015 semua siswa yang lulus SD langsug melanjutkan ke tingkat SLTP.
Kami seluruh dewan guru di SD Negeri  Sinduaji sangat menyadari konsekuensi kami yang ditugaskan di daerah khusus dimana sejak tahun 2010, 2012, 2013, 2014 dan 2015 kami guru di Kabupten Banjarnegara yang ditugaskan di daerah khusus menerima Tunjangan Guru Derah Khusus. Semoga fasilitas yang diberikan oleh pemerintah berupa Tunjangan Daerah Khusus dapat sebanding lurus dengan dedikasi yang kami berikan kepada pemerintah khususnya untuk kemajuan dan peningkatan pendidikan di Indonesia.

DOWNLOAD

Pawinihan

Contoh Makalah Gurdasus



Salam literasi,

Bagaimana kabar sobat? Kuharap semua dalam kondisi sehat. Terima kasih sobat sudi mengunjungi situs kami. Kami harap sobat semua merasa betah..... hehehe. Sobat, di sini kami hendak sedikit berbagi dengan teman-teman tentang sedikit yang sudah kami buat. Dengan tujuan ikut mengisi ruang di dunia maya yang kian hari kian merakyat, seolah telah menjadi kebutuhan dasar bagi umat manusia dewasa ini.  

Bukan niat kami hendak menyombongkan diri, namun hanya sekedar berbagi, dengan didorong rasa ingin berguna bagi orang lain yang membutuhkan atau pun yang merasa memiliki minat. Bagi yang tidak berminat kami sangat menghargai keputusan untuk tidak membacanya ataupun melihatnya. 

Kritik dan saran dari sobat pembaca akan sangat bermanfaat bagi kami, bagi pengembangan ke arah lebih baik lagi. Untuk itu janganlah segan untuk memberikan komentar pada kolom komentar setelah membaca tulisan kami.

Kali ini kami berniat untuk berbagi contoh makalah yang kami buat dalam rangka mengikuti perlombaan Guru Berdedikasi di Daerah Khusus kabupaten Banjarnegara provinsi Jawa Tengah. Kami sadar tulisan kami sangat jauh dari kesempurnaan, namun setidaknya dapat menjadi gambaran bagi teman-teman yang baru akan menulis, atau pun menjadi acuan bagi teman-teman untuk menulis yang jauh lebih baik dari ini. 

Akhir kata kami ucapkan selamat membaca, dan jangan lupa mengisi kolom komentar sebagai umpan balik bagi kami.
O ya, di bawah tulisan ini sudah kami sisipkan tombol untuk mengunduh/mendownload. 

Salam literasi.




KURAIH BAHAGIA DENGAN  MENGABDI  DI SINDUAJI

DISKRIPSI DIRI

 

Disajikan dalam Rangka Mengikuti Seleksi  

 Guru SD Berdedikasi di Daerah Khusus Tingkat Kabupaten Banjarnegara

Tahun 2016



Oleh
PONO, S.Pd.SD
 Guru SD Negeri 1 Sinduaji
 

UPT DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN  OLAH RAGA
KECAMATAN PANDAARUM




-----------------------------------------------------------





PENGESAHAN


Karya tulis ilmiah dalam bentuk Diskripsi Diri yang berjudul: ”Kuraih Bahagia Dengan Mengabdi Di Sinduaji”, disusun oleh PONO, S.Pd.SD (Guru SD Negeri 1 Sinduaji) diketahui dan disahkan pada:

                        Hari                             : Senin
                        Tanggal                       : 4 April 2016


Mengetahui
Kepala UPT Dindikpora                                              Kepala SD Negeri 1 Sinduaji
Kecamatan Pandanarum                                             Kecamatan  Pandanarum



SUDARTO, S.Pd.                                                     SUKADAR, S.Pd.SD
Pembina                                                                     Pembina
NIP 19630403 198304 1 004                                     NIP 19640522 198702 1 002






--------------------------------------------------- 






KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rakhmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis yang berjudul “Kuraih Bahagia Dengan Mengabdi Di Sinduaji”.
            Karya tulis ini merupakan pengalaman di lapangan yang sudah penulis lakukan selama menjalankan tugas sebagai Guru di SD Negeri 1 Sinduaji, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, guna  mengikuti lomba Guru Berdedikasi di Daerah Khusus Tingkat Kabupaten Banajarnegara Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas  Pendidikan Pemuda dan Olahraga, maka penulis menyertakan karya tulis ini sebagai salah satu syarat mengikuti kegiatan tersebut.
            Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat:
1.  Sudarto, S.Pd.,  Kepala UPT Dindikpora Kecamatan Kalibening yang telah memberi dukungan dan motivasi.
3.   Sukadar, S.Pd.SD, Kepala SD Negeri 1 Sinduaji beserta rekan-rekan guru SD Negeri 1 Sinduaji yang telah memberi dukungan dan motivasi.
            Semoga budi baik yang telah diberikan kepada penulis secara tulus dan ikhlas mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari tidak menutup kemungkinan  karya tulis ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik dari segi isi dan cara penyajian. Oleh karena itu, tegur sapa dan kritik konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
            Semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam konteks mikro dan makro.
                                                                                   
                                       Pandanarum,   April  2016
                                                                                               
                                                                          Penulis



-------------------------------------------------------




DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................... i
PENGESAHAN................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... .. iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

BAB I: LATAR BELAKANG
A. Motivasi mengikuti seleksi Guru berdedikasi daerah khusus............ 1
B. Visi dan misi sebagai guru................................................................. 4

BAB II :PENGABDIAN YANG LAYAK MENJADIKAN SAYA SEBAGAI GURU BERDEDIKASI
A.  Pengalaman kerja................................................................................ 5
B.  Dedikasi saya di daerah terpencil....................................................... 7

BAB III : KEHIDUPAN DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT
A.   Kehidupan dalam keluarga................................................................ 8
B.   Pengabdian di lingkungan sosial....................................................... 9
C.   Pengabdian lewat jalur organisasi..................................................... 9

BAB IV : HARAPAN DAN RENCANA MASA DATANG
A.   Harapan dalam peningkatan mutu pendidikan.................................. 10
B.  Rencana kegiatan masa datang.......................................................... 11

BAB V : PENUTUP.........................................................................................   13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
FOTO-FOTO ....................................................................................................  15





---------------------------------------------------------------------------------- 



MAKALAH GURU BERDEDIKASI DI DAERAH KHUSUS


KURAIH BAHAGIA DENGAN MENGABDI DI SINDUAJI


BAB I
LATAR BELAKANG

A. Motivasi mengikuti seleksi guru berdedikasi di daerah khusus
Menjadi guru adalah merupakan  cita-cita saya sejak kelas 6 SD. Selama menjadi murid saya menganggap guru adalah sosok yang menjadi idola saya. Karena menurut saya sejak  guru adalah sosok manusia yang banyak menebarkan kebaikan. Bagaimana tidak setiap murid dididik dan diajar dengan aneka macam pengetahuan yang bermanfaat, denagn sabar menghadapi perilaku murid-muridnya yang seringkali membuat kekacauan. Tiada terlintas raut muka yang menunjukkan rasa dendam pada guru-guruku walaupaun menghadapi kenakalan murid-muridnya. Tiada tertutur kata-kata kotor atau pun kasar. Bersikap adil pada setiap semua murid, tegas namun bijaksana, cerdas namun tiada terlihat sikap angkuh dalam dirinya.Sehingga saya menganggap guru adalah manusia yang sempurna. Pantaslah kedua orang tua saya selalu menasihati saya agar menghormati dan menaati setiap perintah guru. Itulah sosok guru menurut saya. Hal itulah yang menjadikan saya sangat menghormati guru saya, karena berkat jasa guru lah saya dapat menjalani hidup dengan penuh arti dan terarah. Bahkan sampai sekarang pun saya menganggap bahwa guru adalah sosok yang paling berjasa dalam hidup saya, sehingga tidaklah berlebihan jika guru disejajarkan dengan kedua orang tua dalam segi penghormatan.
Saya sangat menghormati beliau, saya juga selalu mematuhi dan melaksanakan semua yang guru  perintahkan pada saya. Karena waktu itu saya yakin bahwa semua yang guru sampaikan pasti untuk kebaikan saya. Akan tetapi saya tidak tahu bagi anak-anak sekarang, seperti apakah guru bagi mereka?
Pengabdian pada jalur  pendidikan  formal saya mulai sejak tahun 2004. Waktu itu saya mengabdi sebagai tenaga Wiyata Bhakti  di SD Negeri Paweden sambil melanjutkan studi pada jenjang DII PGSD Guru Kelas. Sejak saat itu saya mulai mengenal siapa guru , apa saja tanggung jawab dan kewajiban guru, bagaimana  suka duka menjadi seorang  guru, yang terkadang tidak  dapat dipahami orang yang bukan guru.
Dua belas tahun sudah saya  mengabdi di dunia pendidikan, dua belas tahun itu juga yang telah menjelaskan kepada saya siapa itu guru, bagaimanakah menjadi seorang guru, apa tugas dan kewajiban seorang guru.
Tujuh  tahun yang lalu saya diangkat menjadi seorang guru CPNS , saya merasa bahwa diri saya dituntut dan ditantang untuk dapat menjadi seorang guru yang profesional, mempunyai kompetensi yang memadai dan patut untuk menjadi sosok yang digugu dan ditiru.  Akan tetapi begitu saya mendapatkan SK Pengangkatan menjadi CPNS dan di tempatkan di SD Negeri 1 Sinduaji pada bulan Mei tahun 2009 yang lalu, saya merasa ciut nyali juga, apakah saya dapat menjadi seorang guru yang ideal, mengingat latar belakang saya yang berasal  dari keluarga yang   biasa-biasa saja.
Namun perasaan itu sedikit demi sedikit saya kikis sendiri, mengingat saya sudah menjadi seorang CPNS pada formasi guru SD setelah mengikuti seleksi CPNS umum pada Nopember 2008 yang diikuti oleh ribuan peserta dengan menggunakan ijazah DII PGSD. Merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi saya yang berasal dari keluarga biasa-biasa, namun dapat lolos seleksi CPNS umum pada formasi guru SD. Saya berpendapat  tidak seharusnya rasa syukur hanya diucapkan dengan kata-kata saja, melainkan harus diwujudkan dengan giat bekerja secara tulus agar dapat menjadi seorang guru yang dapat memenuhi harapan siswa, atasan langsung maupun pemerintah yang telah memberikan fasilitas gaji kepada saya.
Dua tahun setelah menerima SK CPNS, yaitu pada 2011 saya menamatkan studi S1 PGSD Guru Kelas pada Universitas Terbuka dengan mendapatkan ijazah S1 dan gelar S.Pd.SD. Merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi saya karena perjuangaan yang saya jalani selama bertahun-tahun , kini telah membuahkan hasil. Saya menjadi sarjana  pertama dalam keluarga saya, karena sebelum  saya waktu itu tidak ada dalam keluaraga saya yang berkuliah di perguruan tinggi. Kalau dulu waktu menjadi SLTA  saya hanya bisa melatih anak membaca huruf Arab di masjid, sekarang saya boleh mengajar  berbagai mata pelajaran yang diajarkan di SD.
Sejak diangakat menjadi CPNS saya ditugaskan di SD Negeri 1 Sinduaji Kecamatan Pandanarum. Suatu  sekolah di  Kecamatan Pandanarum  yang tergolong wilayah terpencil. Suatu  tempat  dengan medan yang  cukup sulit menurut saya, karena untuk sampai ke sana harus melalui jalan yang berkelak-kelok dengan tikungan yang sangat  tajam dan menanjak  mendaki dengan kemiringan tanah yang ekstrim pula. Sinduaji yang merupakan  desa di Kabupaten Banjarnegara yang berbatasan langsung denngan wilayah kabupaten Purbalingga di daerah perbukitan yang terjal. Sulit jika dilalui lewat jalur dari desa Pandanarum  maupun dari arah barat yang  harus melalui medan yang juga sulit, ataupuan dari arah utara yang bahkan lebih ekstrim lagi, harus melewati beberapa dusun di puncak bukit, dusun – dusun itu di antaranya Dusun  Curugmuncar , Dusun  Penanggungan , Dusun Karanggondang, Dusun Ipukan serta dusun – dusun yang lain.
Namun sulitnya medan tidaklah menyurutkan semangat saya untuk mengabdi pada ibu pertiwi melaui jalur yang yang sudah menjadi tugas saya yaitu jalur pendidikan, karena menurut saya di daerah-daerah terpencil pun ada anak-anak bangsa yang memiliki hak yang sama dengan anak-anak orang kota dalam hal mengenyam pendidikan baik formal maupun non formal. Mereka juga berhak memperoleh  pendidikan dalam semua aspek, baik afektiif, kognitif maupaun psikomotor.  
Cukup memprihatinkan menurut saya, karena di antara murid-murid saya  banyak yang harus berjalan kaki sepanjang 3 km setiap hari untuk bisa menerima pelajaran dari Bapak / Ibu guru di SD. Dengan usia dan tubuh  mereka  yang tergolong kecil mereka berjalan menyusuri jalan berliku dan menanjak untuk dapat sampai ke sekolah. Terlebih lagi jika musim  hujan tiba, mereka harus menyusuri jalan dengan melawan dinginnya cuaca di musim hujan .  Tak heran jika sepatu yang mereka pakai tidak berumur  panjang dan bahkan sebagian dari mereka  harus menyusuri jalan sejauh  3 kilometer  baik dalam kondisi panas maupun  hujan dengan mengenakan sepatu  ‘bolong’  di bagian tumitnya, sehingga tumit si pemakai harus bersentuhan langsung dengan jalan.  Suatu keadaan yang menurut saya sulit dibayangkan oleh orang-orang yang hidup kota.
Inilah sedikit gambaran  mengenai keadaan di tempat tugas yang mampu membakar semangat, menghilangkan  kepenatan, serta melupakan sulitnya medan perjalanan dalam menjalankan tugas serta mengemban salah satu amanah dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yang merupakan cita-cita kemerdekan yaitu ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’. Kemerdekaan adalah milik seluruh bagsa Indonesia, hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran adalah milik seluruh bangsa Indonesia.
Keadaan seperti yang saya ceritakan di atas lah yang memotivasi saya mengikuti selaksi GURU BERDEDIKASI DI DAERAH KHUSUS di tingkat kabupaten, agar dapat berbagi pengalaman dengan teman-teman guru di kabupaten Banjarnegara serta merefleksi diri terhadap apa yang  saya lakukan.    




B. Visi dan Misi sebagai guru

Menurut Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 1  ayat (1); guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Merujuk pasal tersebut  dapat disimpulkan bahwa tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Yang tentunya tugas tersebut sudah menjadi tugas wajib yang harus dilaksanakan oleh guru yang notabene adalah pendidik yang profesional. Sekarang ini banyak guru yang telah menyandang predikat guru profesional, hal ini ditunjukkan dengan dimilikinya sertifikat pendidik dan penerimaan tunjangan profesi. Namun, apakah dengan banyaknya guru profesional di sekitar kita membuat pendidikan semakin baik ? Jawabannya ada pada hati nurani kita semuanya. Terlepas dari predikat profesional, menurut saya yang menjadi faktor pendukung kemajuan pendidikan adalah kualitas guru yang baik. Menurut saya guru yang baik adalah guru yang melaksanakan tugas seperti diamanatkan dalam UU Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1 dan bukan hanya itu, guru yang baik juga adalah guru yang memiliki visi dan misi yang baik juga dalam menjalankan tugasnya. Jika guru memiliki visi dan misi yang baik pasti guru tersebut akan mencapai tujuan dengan cara yang baik sehingga mendapatkan hasil yang baik juga.
Oleh karena itu saya sangat termotivasi untuk memiliki visi dan misi sesuai dengan pedoman tugas-tugas guru yang tercantum pada undang-undang maupun peraturan-peraturan yang lain agar kelak saya bisa mewujudkan cita-cita menjadi guru yang baik. Visi dan misi saya sebagai guru adalah sebagai berikut :
Visi :
Menjadi guru yang memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi guru, kreatif,  serta ikhlas dalam menjalan tugas.
Misi :
1. Menjadi guru yang selalu berusaha mengembangkan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
2. Menjadi guru yang memiliki tanggungjawab moral dalam melaksanakan tugas.
3. Menjadi guru yang selalu nilai-nilai pengabdian dalam tugas-tugasnya.
4. Mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan membina dengan penuh
     kasih sayang .



BAB II
PENGABDIAN YANG LAYAK MENJADIKAN SAYA SEBAGAI GURU BERDEDIKASI

A.      Pengalaman kerja
            Sudah dua belas tahun saya menjadi guru. Sebelum menjadi PNS saya mengabdikan diri sebagai tenaga Wiyata Bakti di SD Negeri Paweden, salah satu SD di wilayah kecamatan Karagkobar. Ketika menjadi guru Wiyata Bhakti saya juga aktif memberikan tambahan pelajaran (les) bagi siswa yang masih mengalami kesulitan belajar, terutama siswa kelas 6 yang akan menghadapi Ujian Nasioal. Kegiatan les dilaksanakan mulai jam 13.00  sampai jam 15.00. Selain itu saya juga ikut aktif  dalam  memberikan materi pada kegiatan pesantren kilat di sekolah serta pernah menjadi penceramah  dalam acara Peringatan Hari Besar Islam di sekolah. Saya juga ikut aktif membimbing siswa untuk menghadapi even-even perlombaan tingat SD di kecamatan Karangkobar.
Pada bulan Nopember 2008 berbekal ijazah D2 PGSD saya mengikuti tes CPNS umum formasi guru sekolah dasar. Harus bersaing dengan ribuan pelamar dan mengikuti tahap demi tahap proses seleksi CPNS menuntut saya berikhtiar dengan belajar yang lebih giat dan berpasrah diri kepada Tuhan atas hasil yang akan dicapai. Pengumuman hasil seleksi mencantumkan nama saya  dalam salah satu deretan peserta yang lulus tes CPNS guru formasi umum.  
Berdasar SK CPNS yang diterima yaitu tertanggal 1 Mei 2009, saya mulai mengabdikan diri sebagai guru di SD Negeri 1 Sinduaji. Di awal tahun pelajaran baru yaitu Tahun Pelajaran 2009/2010 saya diberi tanggung jawab untuk mengajar kelas 4, dengan jumlah peserta didik 33 orang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 24 siswa laki-laki. Di tahun berikutnya yaitu Tahun Pelajaran 2010/2011 saya ditugaskan mengajar kelas 5. Ini berarti saya mengajar orang yang sama yang saya ajar di kelas 4 Tahun Pelajaran 2009/2010. Pada semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 saya mengajar  kelas 5. Namun pada semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 saya ditugaskan mengajar kelas 6. Dengan demikian berarti saya mengajar orang yang sama dengan orang yang saya ajar di kelas 4 Tahun Pelajaran 2009/2010 dan kelas 5 Tahun Pelajaran 2010/2011. Ini berarti saya mengajar rombongan belajar dengan peserta yang sama selama 5 semester. Pada Tahun Pelajaran 2012/2013, 2013/2014 dan 2014/2015 saya mendapat tugas mengajar kelas 6. Selanjtnya pada Tahun Pelajaran 2015 / 2016 saya ditugaskan untuk mengajar kelas 4, sedangkan kelas 6 diajar oleh Ibu Norma Yulia. Menurut saya, seorang guru PNS jika diberi tugas  mengajar kelas berapa pun harus mau dan menyiapkan diri. Yang terpenting adalah bagaimana melakukan tugas yang diberikan kepada kita dengan baik. Karena  menurut saya, kita baru akan menjadi   guru yang baik jika kita bisa menikmati proses, siapapun yang menjadi murid kita, siapa pun yang menjadi teman sejawat kita dalam  bekerja dan siapapun yang menjadi atasan kita, maka kita harus bisa  menyesuaikan dengan mereka. Dengan  menyesuaikan diri maka kita akan dapat menemukan cara yang paling efektif dalam berkarya.
Sudah menjadi ketentuan umum setiap tahun kelas VI Sekolah Dasar mengikuti Ujian Akhir Sekolah yang selalu menjadi perhatian serius para pemerhati pendidikan baik dari kalangan para pemangku kebijakan dalam dunia pendidikan maupun para pemerhati yang tidak terlibat langsung dalam  dunia pendidikan formal. Untuk  ini  SD Negeri 1 Sinduaji memiliki komitmen serius dalam mensukseskan Ujian Akhir Sekolah dengan mengadakan pembelajaran tambahan  bagi siswa kelas VI yang akan mengikuti Ujian Akhir Sekolah yang sekarang lebih akrab dengan istilah Ujian Sekolah maupun Ujian Nasional. Untuk mewujudkan program tersebut maka semua guru  di lingkungan kerja SD Negeri 1 Sinduaji terlibat dalam memberikan pembelajaran tambahan kepada siswa kelas VI. Sehingga  bagi saya yang notabene merupakan  guru daerah khusus dapat merasakan betapa berjalan di tengah hujan deras dan udara dingin dengan mengendarai sepeda motor  yang  menginjak batu kerikil  di jalan yang menanjak dan menurun terasa lebih nikmat dibandingkan dengan duduk santai dirumah  dengan secangkir kopi hangat ditangannya. Bahagia sesungguhnya bukan karena  kita dapat mencerdaskan  orang lain, akan tetapi karena kita berksempatan  ikut  andil dalam memperjuangkan nasib anak bangsa yang secara kebetulan lahir dan berkembang di daerah yang cukup sulit dijangkau.
Selain kegiatan les bagi siswa  kelas VI, SD Negeri 1 Sinduaji juga juga mengadakan kegiatan persami pada tiap awal Tahun  Pelajaran. Kegiatan  ini ditujukan untuk menyiapkan mental peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung pada hari - hari berikutnya. Terutama dalam segi kedisiplinan, kebersamaan, maupun kecermatan sekaligus menanamkan sikap patriotisme pada diri peserta didik.  Mungkin baru  SD Negeri 1 Sinduaji di kecamatan  Pandanarum yang mengadakan kegiatan persami setiap tahun.
Selain memberikan tambahan mengajar pada kegiatan les kelas VI dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya saya juga mendapat tugas  tambahan lainnya, di antaranya saya pernah menjadi bendahara BOS  dan juga bendahara BOS Pendamping.         
Saat ini guru dituntut untuk menguasai TIK karena perkembangan tekhnologi informasi saat ini memang sangat pesat. Jika guru tidak menyesuaikan dengan perkembangan tersebut niscaya tujuan pendidikan yang diharapkan oleh pemerintah akan sulit terwujud. Untuk mencapai hal tersebut KKG Gugus Untung Suropati mengadakan Pelatihan Komputer kepada guru dilingkungan Gugus untung Suropati dengan mengundan pelatih yang kompeten di bidangnya yaitu dari “Lembaga Komputer Eksplorer“. Saya berkesempatan menimba ilmu tentang komputer dan belajar praktek langsung dengan para pelatih dari “Komputer Eksplorer”. 
 Sebagai seorang abdi negara penulis selalu siap ketika diberi tugas oleh atasan. Salah satu tugas yang dipercayakan kepada penulis adalah menjadi bagian dari tim penyusun kurikulum mulok Kabupaten Banjarnegara. Penyusunan kurikulum mulok kabupaten diperlukan sebagai salah satu bentuk penyesuaian kurikulum mulok dengan perkembangan jaman dan khasanah lokal yang ada. Selain menyusun kurikulum mulok penulis juga diberi kesempatan utuk menjadi penulis soal dari soal UTS, soal Ulangan Semester dan Soal Kenaikan Kelas.
Pada beberapa kegiataan tingkat kecamatan saya beberapa kali terlibat di dalanya, di antaranya adalah menjadi salah satu juri dalam  seleksi siswa SD Berprestasi tingkat kecamatn Pandanarum, pernah menjadi juri pada kegiatan pesta siaga tingkat kecamatan Pandanarum, serta menjadi pengurus KKG Gugus Untung Suropati sebagai seksi Humas.

B.       Dedikasi saya di SD Terpencil
SD Negeri 1 Sinduaji adalah sebuah Sekolah Dasar yang terletak di Desa Sinduaji Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara. Desa Sinduaji sendiri terletak di atas bukit, dan berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga di sebelah barat, berbatasa dengan desa Pandanarum di sebelah timur dan selatan serta berbatasan dengan Desa Pasegeran kecamatan Pandanarum di sebelah utara. Untuk mencapai Desa Sinduaji baik dari arah barat, utara maupun timur harus melalui jalan berliku, menanjak dan mendaki dengan kemiringan tanah yang cukup curam. Tak heran jika jalan menuju  Desa Sinduaji cepat mengalami kerusakan karena kemiringan tanah yang cukup curam sedangkan curah hujan sebagaimana di daerah perbukitan yang lain cukup tinggi. Sedangkan pada bagian selatan Desa Sinduaji adalah merupakan tanah perkebunan dengan kemiringan tanah yang cukup terjal dan berakhir pada kali Gintung. Jika musim hujan tiba  sering terjadi  tanah     longsor di sepanjang jalan baik di wilayah Desa Sinduaji maupun  disekitarnya.
Desa Sinduaji berjarak  7,5 km dari kantor  keccamatan sedangakan dari kota kabupaten berjarak sekitar 60 km. Karena medan yang cukup sulit untuk sampai ke kantor  kecamatan memerlukan waktu sekitar setengah jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Mayoritas penduduk  desa Sinduaji bermata pencaharian sebagai petani, buruh tani dan buruh bangunan.
Sebagian besar penduduk desa Sinduaji merupakan tamatan SD dan ada sebagian yang tidak tamat SD dengan jumlah kira-kira 10%. Sedangkan penduuduk desa Sinduaji yang telah menamatkan sekolah setingkat SMP ke atas kira-kira 10%.
 Desa Sinduaji berada pada ketinggian ± 800 mdpl dengan luas wilayah 488,24 ha.  Dengan kemiringan tanah yang cukup tinggi maka sebagian besar petani di desa Sinduaji menanam kayu Albasia, selebihnya kurang lebih 20 persen menanam ketela, padi, jagung serta tanaman palawija lainnya serta sebagai penyadap nira pohon aren.
Sejak saya ditugaskan di SD Negeri 1 Sinduaji hingga sekarang, keadaan guru telah mengalami perubahan dengan mutasinya beberapa orang guru baik yang masuk maupun keluar dari SD Negeri 1 Sinduaji. Pada awal saya ditugaskan di SD Negeri 1 Sinduaji yaitu bulan Mei 2009 jumlah tenaga ada 9 orang, terdiri satu orang Kepala Sekolah yaitu Bp. Radi Raharjo, lima orang PNS yaitu Bp. Suyitno yang merupakan guru PAI, Bp. Getun Supriyadi, Bp. Al Ashar, Bp. Waluyo, Bp. Sarwono sebaagai Guru Kelas, dua orang Guru Wiyata Bhakti, yaitu Bp. Rudianto dan Bp. Priyanto, serta Bp. Sudi sebaagai penjaga sekolah.  Kebetulan penempatan saya di SD Negeri 1 Sinduaji saat itu saya tidak sendiri, tetapi ada teman satu angkatan yaitu Bp. Asep Pratomo dari Purworejo.
Seiring berjalannya waktu  telah banyak guru di kalangan SD Negeri 1  Sinduaji yang mengalami mutasi, baik mutasi keluar maupun masuk. Bahkan ada juga  guru dan tenaga kependidikan yang sekarang sudah pensiun .
Keadaan guru di SD Negeri 1 Sinduaji pada saat ini berjumlah 8 orang, terdiri  dari 5 orang PNS/CPNS dan 3 orang tenaga Wiyata Bhakti/Honorer K2. Kedelapan guru tersebut adalah Bp. Sukadar sebagai Kepala Sekolah, Bp. Pono mengajar kelas 4, Bp. Asep Pratomo sebagai guru Penjas Orkes sekaligus mengampu kelas 3. Dua orang CPNS yaitu Bp. Kahono dan Ibu Norman Yulia mengajar kelas 5 dan kelas 6. Sedangkan ketiga orang tenaga Wiyata Bhakti yaitu Bp. Rudianto mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Ibu Titi Suharti menjadi guru kelas 1, sedangkan Bp. Aminudin sebagai penjaga sekolah sekaligus mengajar kelas 2.       
Kondisi SD Negeri 1 Sinduaji pada saat pertama sangat memprihatinkan. Ruang kelas hanya ada 5 ruang sementara jumlah rombelnya ada 6 rombel dan 1 rumah dinas guru yang kondisinya suda sangat rusak. Keadaan tiga ruaang kelas rusak namun kantor dan ruang kelas satu masih cukup baik. Namun sebagian besar lantai sudah pecah. Bahkan rumah dinas yang juga dijadikan ruang kelas 3 kondisinya sudah sangat parah.
Keadaan ini terasa lebih parah lagi ketika melihat tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih sangat-sangat rendah. Itu dapat dilihat dari jumlah  siswa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi (SMP) sangat sedikit. Pada Tahun Pelajaran 2008/2009 hanya 1 anak dari SD Negeri 1 Sinduaji yang melanjutkan. Bahkan ada di antara mereka   terutama anak perempuan setelah tamat SD terus menikah.  Bahkan angka putus sekolah SD juga masih tinggi, dan masih banyak warga masyarakat Sinduaji yang tidak sampai menamatkan pendidikannya sampai SD. Sedangkan yang sekolah dengan asal – asalan saja, sekolah asal berangkat. Kalau mau berangkat, kalau  sedang tidak tidak mau ya tidak berangkat. Keadaan seperti ini terjadi hampir di semua kelas, sehingga prestasi siswa dalam hal akademik sangat rendah. Terlebih lagi dengan kenakalan anak  yang cukup tinggi. Hampir setiap hari terjadi perkelahian sesama  siswa, baik perkelahian sesama siswa dalm satu kelas maupun perkelahian anatar kelas. Pernah terjadi dalam satu hari terjadi 5 kasus perkelahian  , antar siswa yang berbeda, sehingga ketika dua siswa berkelahi sedang dilerai, dua atau tiga siswa di tempat yang lain mulai berkelahi. Bahkan setelah pembelajaran dinyatakan selesai pada itu, dan siswa dipersilakan untuk kembali ke rumah masing-masing, di tengah jalan mereka yang berasal dari dusun yang berbeda saling cegat. Sehingga guru disibukkan dengan melerai siswa yang berkelahi dibandingkan dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi maupun karakteristik peserta didik.
Keadaan seperti ini sangat menantang idealisme saya sebagai guru untuk berbuat sesuatu  agar Sinduaji  dapat berubah ke arah yang lebih baik melalui jalur pendidikan. Saya bersama Kepala Sekolah, Dewan  Guru serta Komite Sekolah dan tokoh masyarakat sepakat untuk berusaha menumbuhkan kesadaran warga masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Bahwa pendidikan memegang peran yang sangat strategis untuk memajukan masyarakat.
Namun di dalam intern sekolah saya bersama Kepala Sekolah dan Dewan Guru sepakat mengambil langkah strategis guna mengatasi masalah yang ada di sekolah. Masalah yang menjadi prioritas utama adalah mengatasi masalah perkelahian yang kerap terjadi dengan mengadakan aktifitas fisik yang dapat memupuk kebersamaan dan rasa saling menyayangi serta menjunjung kedisiplinan dan sportifitas di antaranya kegiatan latihan pramuka dan persami bagi siswa kelas 4, 5, dan 6. Sedangkan bagi siswa kelas 1, 2, dan 3 lebih banyak diberi nasihat secara lembut. Dengan diadakannya persami tiap tahun, secara berangsur-angsur masalah perkelahian mulai  hilang, sehingga sekarang hampir tidak ada perkelahian sesama siswa.
 Adapun usaha untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dilakukan dengan sosialisasi  kepada wali murid yang terintegrasi dengan program sekolah yang lain, misalnya acara penerimaan buku rapor kenaikan kelas dan acara perpisahan siswa kelas VI yang sudah dinyatakan lulus. Hal ini juga dilakukan tiap tahun. Hasilnya  pada tahun pelajaran  2014/ 2015 semua siswa yang lulus SD langsug melanjutkan ke tingkat SLTP. Demikian juga dengan angka putus sekolah di Sinduaji yang kian berkurang.
Kami seluruh dewan guru di SD Negeri  Sinduaji sangat menyadari konsekuensi kami yang ditugaskan di daerah khusus dimana sejak tahun 2010, 2012 dan 2013 kami guru di Kabupten Banjarnegara yang ditugaskan di daerah khusus menerima Tunjangan Guru Derah Khusus. Semoga fasilitas yang diberikan oleh pemerintah berupa Tunjangan Daerah Khusus dapat sebanding lurus dengan dedikasi yang kami berikan kepada pemerintah khususnya untuk kemajuan dan peningkatan pendidikan di Indonesia.  







BAB III
KEHIDUPAN DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT

A.      Kehidupan Keluarga

Saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Ayah saya seorang pedagang beras di pasar Karangkobar, sedangkan ibu saya seorang petani. Saya anak keempat dari lima bersaudara. Saya dan kakak saya yang nomor tiga  adalah laki-laki, sedangkan ketiga saudara saya yang lain adalah perempuan. Kakak saya mengikuti jejak ayah saya bermatapencaharian sebagai pedagang, sedangkan  semua saudara perempuan saya telah menjadi ibu rumah tangga. Hanya saya dalam keluarga yang menjadi guru PNS. Semua saudara saya telah menikah dan semuanya telah memiliki anak, bahkan kakak saya nomor satu dan nomor dua telah memiliki masing-masing telah memiliki satu orang cucu. Kakak saya nomor tiga dan adik saya masing-masing memiliki dua orang anak. 
Saya sendiri menikah pada Agustus 2009, tiga bulan setelah saya menerima SK CPNS di usia 32 tahun dangan Surahmi yang waktu itu berusia 20 tahun. Istri saya mengajar di TK Dharma Yusiwi Paweden sambil melanjutkan sekolah di PG PAUD Universitas Terbuka. Hingga saat ini istri saya telah menyelesaikan  6 semester dan sedang menjalani semester ke-7. Sama seperti saya  istri saya berasal dari keluarga petani.
Walaupun orang tua saya tidak berpendidikan tinggi, namun selalu mendorong anak-anaknya untuk belajar dengan tekun dan selalu menghormati dan mematuhi perintah guru. Sehingga berkat dorongan beliau sampailah saya menamatkan pendidikan formal setingkat sarjana. Saya dan istri saya bertekad untuk meningkatkan pendidikan formal. Menurut  saya pendidikan formal saling berkait dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena dalam pendidikan formal konsep negara, pemerintahan, dan warga negara. Jika pendidika formal berhasil maka negara akan jaya, namun sebaliknya jika pendidikan formal rusak maka lambat laun negara juga akan rusak.
Saat ini saya mempunyai buah hati seorang anak  perempuan yang baru berusia 20  bulan, bernama Bilqis Azizah. Harapan saya kelak ia menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa dan negara, mencintai nusa, bangsa dan negara dengan sepenuh hati. 
Keluarga adalah modal utama yang memberikan motivasi untuk kemajuan karier saya. Alhamdulillah saya memiliki keluarga yang harmonis. Istri saya selalu memberikan dorongan moral kepada saya untuk menjalankan setiap tugas sekolah. Menurutnya untuk urusan dinas, tugas apapun harus dijalankan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab agar rizki yang kita dapat mengandung berkah di dalamnya

B.       Pengabdian di lingkungan sosial

Keaktifan saya di lingkungan masyarakat saya mulai sejak remaja. Ketika masih duduk di bangku SLTA saya aktif terlibat di dalam “Remaja Masjid Al Muttaqin”. Namun setelah tamat SLTA aktivitas tersebut terhenti karena saya  merantau ke Malaysia sebagai TKI. Di  Malaysia, saya bersama teman-teman satu asrama membentuk “Majelis Ta’lim Minat Takwa”, yang kegiatannya adalah doa bersama dan pengisian kerohanian. Tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah serta membentengi diri dari bahaya. Tidak hanya kegiatan keagamaan, saya dan teman – teman juga ikut memeriahkan kegiatan Peringatan HUT RI di KBRI dan juga di asrama. Ini terjadi pada tahun 1999 dan 2000. Pada Desember 2000 saya kembali ke kampung halaman saya.  
Adapun keaktifan saya di lingkungan desa di antaranya bersama warga yang lain menjadi panitia dalam Peringatan Hari Besar Islam seperti Maulid Nabi, Isra’Mi’raj, Kegiatan amaliah Ramadlan, dan Penyembelihan Hewan Qurban. Pada bidang kepemudaan  saya juga termasuk aktif sebagai pengurus Karang Taruna. Sedangkan pada bidang pemerintaha desa saya menjadi salah satu anggota Badan Permusyawaratan Desa di desa Sijeruk kecamatan Banjarmangu.

C.      Pengabdian lewat jalur organisasi

Perjuangan saya sebagai aktivis organisasi dimulai dengan menjadi pengurus “Remaja Masjid Al Muttaqin” sebagai pengajar. Kegiatanya adalah mengajarkan cara mmembaca tulisan Arab kepada anak-anak. Sedangkan di bidang kepemudaan  saya masih aktif sebagai seksi Pendidikan dalam organisasi Karang Taruna Trubus Lestari Desa Sijeruk. Adapun di bidang pemerintahan desa saya menjadi anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Sedangkan dalam bidang pendidikan tempat saya bertugas, saya menjadi pengurus KKG BERMUTU Gugus Untung Suropati, sebagai seksi Humas.




BAB IV
HARAPAN DAN RENCANA KEGIATAN MASA DATANG

A.           Harapan dalam peningkatan mutu pendidikan

Saat berbicara mengenai mutu pendidikan di negara kita semua orang merasa memiliki hak dalam menilai, baik itu menilai dari sisi positif maupun sisi negatif. Namun yang sering saya dengar adalah sorotan dari sisi negatifnya. Sebagai contoh kasus-kasus yang ada di tengah masyarakat khususnya kasus yang melibatkan dunia pendidikan pasti akan menjadi sorotan tajam media, sehingga masyarakat yang merasa memiliki hak untuk menilai mudah sekali mengeluarkan hujatan-hujatan yang sama sekali tidak memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan. Terlepas dari itu masalah mutu pendidikan seolah-olah hanya menjadi tanggung jawab para guru sebagai motor penggerak pendidikan. Sorotan tajam sekarang yang sedang disampaikan oleh masyarakat, sasaran tembaknya adalah guru. Mereka menyoroti tunjangan profesi yang diterima oleh para guru. Kenapa sorotan itu muncul? Tak lain hal adalah karena mutu pendidikan yang belum tercapai sesuai harapan bahkan bukan mutu pendidikan secara nasional, mutu pendidikan secara lokal saja menurut masyarakat belum tercapai. Misalnya mutu pendidikan dalam suatu sekolah atau mutu pendidikan dalam suatu kecamatan atau kabupaten. 
Masyarakat menilai tunjangan profesi belum membawa pengaruh bagi guru untuk meningkatkan kompetensi mereka, sehingga hasil prestasi siswa belum terlihat perubahan yang signifikan. Wajar pemikiran itu muncul dari masyarakat, karena masyarakat memiliki asumsi bahwa satu-satunya faktor penentu keberhasilan siswa dalam belajar adalah tergantung gurunya. Namun tidak wajar pemikiran itu muncul dari kalangan cendekiawan, kalangan orang yang memahami dunia pendidikan. Karena jika kita kaji lebih lanjut faktor penentu keberhasilan pembelajaran siswa bukan hanya dari gurunya. Guru memang menjadi salah satu faktor yang berperan penting dalam mencapai keberhasilan mutu pendidikan, akan tetapi tidak boleh kita simpulkan jika guru adalah satu-satunya faktor penentu. Dalam suatu sekolah ada beberapa komponen yang berperan dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran yang nantinya mengarah pada tercapainya mutu pendidikan yang baik. Komponen itu diantaranya adalah kepala sekolah, guru, siswa, karyawan sekolah dan penjaga sekolah. Kepala sekolah memiliki peranan penting yaitu sebagai manajerial dan pengambil kebijakan. Semua program sekolah tidak akan tercapai tanpa persetujuan kepala sekolah. Guru merupakan faktor kunci, dimana kualitas kompetensi yang dimiliki akan membawa pengaruh yang besar pada keberhasilan siswa. Oleh karena itu guru sangat dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya.  Siswa sangat memiliki peran dalam keberhasilan prestasi sekolah. Banyak sekolah berprestasi yang dikarenakan siswanya unggul, akan tetapi kadang prestasi itu diperoleh melalui proses yang kurang baik misalnya adanya seleksi awal masuk pada suatu sekolah tertentu. Hal ini melanggar hak anak untuk menuntut ilmu di sekolah manapun yang mereka inginkan. Karyawan dan penjaga sekolah tak kalah pentingnya dalam andil kemajuan sekolah. Karyawan adalah penyelenggara kegiatan pembelajaran. Sedangkan penjaga sekolah adalah penjaga stabilitas keamanan fisik sekolah yang menjadi salah satu syarat kenyamanan para siswa dan guru dalam melakukan pembelajaran.
Harapan saya semua guru dan orang yang berperan sebagai pemangku kebijakan dalam dunia pendidikan memahami permasalahan yang sebenarnya yang dihadapi oleh negara kita dalam mencapai mutu pendidikan secara lokal maupun nasional. Harapan- harapan yang lain diantaranya :
1.    Pemerintah memahami bahwa mutu pendidikan nasional ditentukan oleh keberhasilan mutu pendidikan lokal terutama pada masing-masing satuan pendidikan, oleh karena itu pemerintah hendaknya memperhatikan komponen-komponen pokok yang ada pada satuan pendidikan agar terpenuhi dengan baik.
2.    Adanya peningkatan kompetensi semua guru terutama guru-guru yang ditugaskan di daerah khusus agar bisa mensejajarka kompetensinya dengan guru-guru pada umumnya, sehingga mutu pendidikan bisa ditingkatkan secara adil dan merata.
3.    Adanya perhatian khusus dari pemerintah kepada guru dan sekolah di daerah khusus, sehingga guru dan sekolah di daerah khusus akan mendapat perlakuan yang khusus pula demi mengejar ketertinggalan guru dan siswa di daerah khusus dengan guru dan siswa di daerah lain.

B. Rencana Kegiatan Masa Datang

Walaupun saya sebagai guru yang ditugaskan di daerah khusus/terpencil tetapi  tidak menciutkan niat saya untuk berusaha membawa perubahan mutu pendidikan ke arah lebih baik. Saya sadar dengan kedudukan saya sebagai guru daerah terpencil dengan segala keterbatasannya akan sangat membatasi sepak terjang saya dalam menyampaikan idealisme-idealisme saya. Namun dari sinilah saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat membawa perubahan mutu pendidikan ke arah lebih baik. Sesuai batas kemampuan pola pikir dalam memahami pendidikan tentu saja gagasan yang hendak saya sampaikan belum tentu sasuai dengan pendapat orang lain. Namun hal ini saya perjuangkan sebagai motivasi saya pribadi, agar secara pribadi diri saya memiliki kontrol dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pendidik. Rencana kegiatan yang hendak saya capai diantaranya :
1.    Meningkatkan kompetensi yang menjadi modal utama dalam mewujudkan cita-cita sebagai guru yang profesional. Diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Pertama yang saya lakukan adalah meningkatkan untuk diri saya sendiri, setelah tercapai maka saya akan mengajak lingkungan ditempat kerja saya untuk kemudian meluas sejauh saya mampu mengembangkannya.
2.   Memberikan  masukan kepada kepala sekolah berupa gagasan-gagasan guna  mengelola dan mengembangkan dengan baik semua komponen yang ada di sekolah sebagai potensi utama pembawa keberhasilan pencapaian mutu pendidikan.
3.    Selalu melaksanakan evaluasi diri berkala untuk memantau sejauh mana perkembangan yang dicapai. Hal ini wajib kita lakukan sebagai kontrol pribadi dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan.
4.    Secara aktif dan dalam berbagai kesempatan memberikan masukan yang positif kepada para pemangku kebijakan di dunia pendidikan, agar mereka selalu memperhatikan pendidikan khususnya di daerah terpencil atau daerah khusus.



  




BAB V
PENUTUP

Akhirnya tibalah pada ujung pembahasan tentang masalah pendidikan. Sebenarnya masih banyak yang ada dibenak saya mengenai masalah pendidikan. Namun karena keterbatasan kemampuan saya dalam menyampaikan itu semua dalam bahasa tulis, tidak bisa lagi menyampaikan lebih banyak dalam makalah ini. Semua yang saya tuliskan dalam makalah ini semata-mata adalah untuk kepentingan memajukan dunia pendidikan. Tidak ada niat sedikitpun untuk memojokkan pihak-pihak tertentu apalagi menyombongkan diri sendiri. Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung  dalam penyusunan makalah ini. Suatu kebahagiaa bagi bisa mencoba menyampaikan isi hati dalam bentuk makalah ini. Meskipun di dalam makalah ini bahasanya masih belum baik bahkan masih jauh dari baik, karena masih dalam proses belajar. Semoga makalah ini bisa menjadi evaluasi diri bagi saya secara pribadi dan bagi pembaca pada umumnya. Sebagai motivasi bahwa kemajuan mutu pendidikan adalah kita yang menentukan, bukan siapa-siapa dan bukan orang lain. 
Dengan mengucap Alhamdulillahirobbil’alamin akhirnya saya selesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini sedikit banyak memberikan kontribusi, pengalaman dan manfaat pada pembaca. Terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung semoga makalah ini menjadi salah satu rekomendasi untuk kemajuan dunia pendidikan kedepannya.


DOWNLOAD Makalah