Resume 5 Pelatihan Belajar Menulis11 Nopember 2020

 Resume 5

Pelatihan Belajar Menulis (11 Nopember 2020)

Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi

Oleh Pono,S.Pd.SD


Narasumber : Jamila K. Baderan, M.Pd.

Moderator : Aam Nurhasanah, S.Pd.


Salah satu bentuk pengembangan diri dan mengeksplore kompetensi bagi guru adalah dengan cara bergabung dalam satu komunitas positif seperti WA Grup Belajar Menulis. Bukan tanpa alasan, tentunya setiap peserta yang bergabung disini punya harapan yang ingin dicapai. Terkait dengan hal tersebut maka hal yang ingin dishare oleh narasumber  adalah tentang : Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi

Kata “ekspektasi” tentunya sudah sangat familiar di telinga kita. Setiap orang, setiap saat pasti memiliki ekspektasi terhadap berbagai hal yang di inginkan dalam hidup. Sebagai contoh, ekspektasi kita ketika bergabung dalam grup ini adalah ingin menghasilkan sebuah karya berupa jejak literasi yang dapat dikenal dan dikenang meskipun kita sudah berkalang tanah. Sayangnya, ekspektasi kita tidak selalu sama dengan realita. Ekspektasi tak seindah kenyataan. Hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi dalam tulisan buku ke-2 narasumber yang diterbitkan pada tahun 2019.

Dalam hal menulis, harapan terbesar kita adalah mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik yang terus berangkai menjadi bab demi bab hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Sekilas, menulis adalah hal yang sangat mudah. Bukankah kita sudah sering menulis sejak kecil? Tetapi, ketika kemampuan menulis tersebut disandingkan dengan ekspektasi sebuah karya yang bernilai bagi orang lain muncullah masalah besar. Diantaranya :

1. Bagaimana memulai sebuah tulisan?

2. Apa ide/topik yang harus kita tulis?

3. Apakah tulisan saya menarik?, dls.

Mewujudkan ekspektasi memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi bagi para penulis pemula. Dalam prosesnya kita harus berjuang melawan semua hambatan yang datang baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar.

Sebenarnya, tantangan menulis terbesar itu ada pada diri kita sendiri. Yaitu mood dan kemauan alias niat. Oleh karena itu untuk mengubah ekspektasi menjadi prestasi kita harus berubah. Ada 2 hal penting yang harus kita ubah, yaitu mindset dan passion. Mindset adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Sementara passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan.Kedua hal ini di bahas secara detail dalam buku narasumber yang ketiga hasil kolaborasi bersama Prof. Eko Indrajit yang Alhamdulillah di terima dan diterbitkan oleh Penerbit Andi.


Pengalaman narasumber dalam mewujudkan ekspektasi dalam menulis adalah berjuang membangun tekad  dan keyakinan yang kuat untuk mencapai realitas. Terkadang narasumber  juga harus nekat mengambil keputusan yang jika dipikir dengan akal sehat pencapaiannya sangat mustahil. Untuk itulah beliau selalu berusaha konsisten terhadap ekspektasi yang susah payah dibangunnya. Pantang mundur jika kaki sudah melangkah.

Saat menerima tantangan Prof. Eko untuk menulis buku dalam seminggu, ada sejuta keraguan yang menyelimuti hati dan pikirannya. Berbagai pemikiran negatif menghantui, namun berkat kenekatan, dibarengi niat, tekad, serta konsistensi yang kuat akhirnya ekspektasi berubah menjadi sebuah prestasi. Saat diumumkan bahwa tulisan lolos tanpa revisi, seolah tak percaya. Tidak pernah menyangka bahwa tulisan yang menurut penilaian pribadi hanyalah tulisan biasa saja ternyata memiliki takdir luar biasa, menurut beliau.

Dari pengalaman ini dapat dipelajari beberapa hal dalam menulis:

1. Tulislah apa yang ingin kita tulis.

2. Menulislah apa adanya, tanpa beban, dan tekanan.

3. Jadikan menulis sebagai suatu kebutuhan

4. Menulislah hingga tuntas, jangan memikirkan editing.

5. Menulis jangan terlalu lama.

6. Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karna yang akan menilai adalah pembaca

Biasanya, kendala di awal menulis adalah bingung mencari ide. Tidak tahu apa yang akan ditulis. Untuk mengatasinya, marilah mulai menuliskan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Misal tentang hobi memasak, kegiatan sehari-hari, atau tingkah lucu anak-anak.

Tuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran. Tidak perlu memikirkan tata bahasa, ejaan dls. Setiap kalimat yang terlintas segera di tulis. Salah satu cara yang mudah dilakukan adalah menulis di HP. Pada saat tidak pegang HP, dapat juga menulis di benda apa saja yang kita temui. 

Hal yang paling sulit untuk memenuhi ekspektasi menulis adalah ketika tidak punya hobi menulis. Kata orang hanya "Iseng-iseng" atau ikut-ikutan. Tidak masalah, jika tidak memiliki hobi, bukankah rasa iseng jika terus dilatih bisa menjadi suatu ketrampilan?

Orang yang menulis tergantung mood merasa sangat berat ketika menerima tantangan untuk menulis dalam waktu singkat.  Rasanya bulan dan matahari berpindah tempat. Di saat seperti inilah narasumber menguatkan tekad dan niat untuk mencapai realitas. Jadi, menulis itu adalah sebuah perjuangan untuk melawan semua tantangan yang menggoyahkan niat.

Hal yang menjadikan fokus bagi narasumber  dalam menulis adalah kata TUNTAS. Jadi, menulislah hingga tuntas. Jangan sering menengok halaman yang sudah kita tulis, karena itu merupakan salah satu godaan yang membuat kita berpikir 1.000 kali tentang apa yang sudah kita tulis. kita akan berpikir untuk edit dan edit lagi. akhirnya tulisan kita tidak tuntas.


Resume 4 Pelatihan Belajar Menulis 9 Nopember 2020

 Resume 4 

(9 Nopember 2020) Menulis dan menerbitkan buku

Oleh: Pono,S.Pd.SD


Narasumber Ditta Widya Utami,S.Pd.

Moderator : Bu Kanjeng



Ada 2 hal yang  disampaikan narasumber kepada peserta pelatihan Belajar Menulis kaali ini, yaitu terkait menulis dan menerbitkan buku.

Materi pertama yang disampaikan narasumber adalah;

*Bagaimana Memulai Menulis*


Narasumber mengatakan bahwa menulis tak bisa lepas dari keseharian kita. Setiap hari, mungkin kita terbiasa menulis balasan chat di media sosial. Menulis jurnal harian mengajar. Menulis feedback untuk tugas siswa. dsb.

Tapi, ketika harus menulis buku. Menulis di blog. Rasanya seperti berlari sprin yang tiba-tiba menghantam tembok. Atau bertinju yang tiba-tiba KO. Atau bermain catur yang langsung skakmat.

Entah apa yang terjadi, seolah semua ide lenyap begitu saja. Tangan tiba-tiba tak bisa menulis. Bahkan lidah pun terasa kelu.

Keadaan seperti ini narasumber pun pernah mengalaminya.

Lalu, bagiamana cara mengatasi hal tersebut?

Lebih lanjut narasumber menyampaikan beberapa tips mengatasinya.

Ada beberapa tips yang pernah beliau lakukan dan mungkin bisa diterapkan pula oleh peserta pelatihan, yaitu :

1. Ikut kelas menulis

2. Ikut komunitas menulis

3. Ikut lomba menulis

4. Menulis apa saja yang ada di sekitar/dalam keseharian kita

5. Menulis apa saja yang kita suka

Banyak hal yang bisa didapatkan dari kelas menulis. Contohnya kelas menulis bersama Omjay ini. Selain mendapat ilmu, motivasi, tips dan trik menulis, terkadang kita pun mendapat kejutan tak terduga.

Narasumber pun menyampaikan tautan ke blognya uang berisi tulisan tentang hadiah kejutan dari PGRI.

https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/hadiah-kejutan-dari-pgri.html?m=1 

Tulisan ini mengabadikan ingatan narasumber ketika mendapat hadiah kejutan berupa buku dari PGRI karena salah satu resume yang telah beliau buat.

Sedangkan tulisan berikutnya adalah tulisan yang mengantarkan narasumber mendapat sepaket kurma ruthob dari KSGN dan PGRI.

Narasumber menyatakan bahwa ikut komunitas menulis juga dirasa perlu. Karena dalam komunitas itulah kita bisa berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain sehingga kemampuan menulis pun semakin terasah.

Menurut narasumber saat ini sudah banyak sekali komunitas menulis yang bisa diikuti. Terlepas apakah komunitas tersebut dibuat khusus untuk guru ataupun umum.

Tips yang ketiga adalah ikut lomba. Ini cocok bagi siapa pun yang menyukai tantangan. Dengan mengikuti lomba, kita bisa belajar membuat tulisan dengan berbagai tema dalam waktu yang  terjadwal.

Tips berikutnya jika masih merasa sulit menulis adalah tulis saja apa yang ada di sekitar kita atau yang kita alami hari ini.

Dulu saat menjadi binaan Omjay di Kelas Menulis Gelombang 7, Omjay rutin mengirim foto setiap hari untuk diubah menjadi tulisan.

Ada foto ketoprak, gorengan, kucing, dan rempeyek. Foto itu harus jadi tulisan minimal 3 paragraf. Seru dan sekaligus membuktikan bahwa memang benar apa saja yang ada di sekitar kita bisa kita ubah menjadi tulisan loh!

Jika belum mempan, mari buat tulisan tentang keseharian kita. Seperti diari. Itu pun tak apa. Yang penting menulis agar kemampuan kita semakin terasah.

Misalnya tulis saja kisah mencari tanaman keladi putih di hutan atau saat hiking dsb.

Tips kelima yaitu tulislah apa yang kita suka. Karena jika sudah suka biasanya bakal awet.

Bapak/Ibu senang berkebun (lagi booming lagi nih ya menanam bunga), silakan tulis tentang berkebun.

Bapak/Ibu senang memasak? Silakan berbagi dengan jenis teks prosedural resep memasak, dsb.

Pokoknya tulis apa yang kita suka dan kita kuasai.


*Harus menulis dimana?*


Ketika ingin menulis, tentu kita butuh medianya. Menulis  bisa kita lakukan di :

Blog

Buku harian

HP/Laptop

atau platform menulis online seperti wattpad dan storial

Bahkan media sosial pun bisa kita buat sebagai sarana untuk menulis. Menulis dimana saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat dalam sehari, seminggu, sebulastorial


*Menulis buku solo atau kolaborasi.

Kalau menulisnya sudah dilakukan dan dirutinkan, tinggal naik tahap. Yaitu menerbitkan buku.

Kumpulan tulisan kita di blog, jurnal harian, serta draft-draft yang ada di laptop atau hp bisa kita bukukan. Banyak alumni menulis bersama Omjay yang sudah membuktikan.


Mending menulis buku solo atau kolaborasi?

Ada beberapa hal yang membedakan saat kita menulis buku solo dengan kolaborasi.

Misal dari tema dan waktu untuk buku solo tentu kita bebas menentukan apa temanya dan kapan mau beresnya. Apakah seminggu, sebulan, menahun? 

Sedangkan jika menulis bersama, tentu tulisan yang kita buat harus sesuai tema sesuai ketentuan dan waktunya pun sesuai yang dijadwalkan.

Ini contoh buku solo, berisi kumpulan kisah yang terinspirasi dari anak didik.

Setiap ada kejadian unik, atau meminjam istilah Munif Chatib yaitu "momen spesial", segera  dicatat.

Saat ada kesempatan, dituangkan dalam bentuk cerpen.

------

Untuk konsisten produktif menulis, bisa menerapkan 5 hal ini;

1. Cari apa saja yang bisa ditulis. Walau hanya 1 paragraf. Di tulisnya bisa di berbagai media. Bahkan di status WA sekalipun.

Namun niatkan, agar tulisan kita bermanfaat bagi orang lain.

Kecuali seperti diary, biasanya pengalaman sehari-hari ditulis agar ingat seperti apa di masa lalu sebagai bahan evaluasi diri.

2. Untuk mengusir rasa malas, refresh otak dan hati terlebih dahulu. Bisa dengan melakukan hal yang kita sukai. Atau membaca beberapa buku ringan dan menghibur.

3. Pengalaman berkolaborasi adalah salah satu hal yang tak kan terlupa.

Di Gelombang ke-7, Prof Eko saat menjadi narasumber menantang peserta untuk menulis hanya dalam waktu 1 Minggu!

Temanya bisa diambil dari channel YouTube beliau.

Saat itu saya sempat berpikir apakah akan mengambil kesempatan ini atau tida


Pantun Kang Pono 1

 

Pergi ke sungai air beriak,
tempat mandi kerbau dan sapi.
Alangkah senang berkawan banyak,
setiap hari tak pernah sepi.


Kapal nelayan kian melabuh,
ikatkan tali janganlah lupa.
Ketika kawan kian menjauh,
bumi dipijak serasa gempa.


Buah kelapa dikira labu,
kelapa muda serasa keju.
Ketika rindu membalut kalbu,
api dilihat bagaikan salju.


Tuang air ke dalam panci,
untuk memasak rendang dan kaldu.
Jikalau hati tertanam benci,
madu diminum rasa empedu.


Pergi ke kota Banjarnegara,
singgah sebentar di pinggir taman.
Bila  hati riang gembira,
beban yang berat terasa ringan.


Masak air hingga mendidih,
tuang di atas daun sirih.
Namun jika hati bersedih,
suara ayam membikin perih.


Pergi merantau ke kota Batam,
pulang ke kampung naiki sampan.
Jangan diingat sejarah kelam,
Baik menatap masa hadapan.


Jangan ucap semua dugaan,
jika lidah akhirnya kelu.
Tiada hidup tanpa cobaan,
semua badai pasti berlalu.


Membawa  ikan lupa diikat,
ikan dimakan dengan ketupat.
Jika ucapan adalah nasihat,
doakan saya mendapat rahmat.


Jika kamu ke bukit menoreh,
jangan lupa membawa roti.
Jika kau dengar aku berceloteh,
jangan dibawa masuk ke hati.


Bertemu gadis lesung pipi,
hendak pergi mandi di kali.
Jikalau hati terasa sepi,
sebut namaku tiga kali.



Resume 3 Pelatihan belajar Menulis

 

Resume 3 

Oleh: Pono

Pelatihan Belajar Menulis 

STRATEGI PEMASARAN BUKU SAAT PANDEMI COVID-19

Narasumber : Agustinus Subardana (Direktur Pemasaran Penerbit Andi)

Moderator : Rizky Kurnia Rahman

-----------


Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana  penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku. 

Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.

Perkembangan industri penerbitan buku juga dipicu oleh alasan keuntungan (profit margin) yang relatif besar dibandingkan industri lainnya khususnya barang konsumsi. Saat ini terdapat 1 328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktiv lagi.


Awal Maret 2019 ini telah datang wabah Virus Corona 2019 / Covid 19 yang menyebabkan perekonomian dalam negeri makin terasa berat, terutama dari sisi konsumsi, korporasi, sektor keuangan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dampak dari mewabahnya Covid 19 ini dirasakan betul oleh berbagai macam sektor. Adapun imbas yang dirasakan oleh pelaku usaha Penerbitan Buku seperti menurunnya pendapatan dan terganggunya kegiatan usaha dari pelaku usaha penerbitan Buku tersebut.


Dampak Penjualan  Buku Selama COVID 19 sangat dirasakan betul oleh pelaku usaha bidang Penerbitan Buku .  Dampak yang dialami pelaku usaha publikasi buku antara lain; 

1. Jaringan  toko buku sebagian besar tutup selama covid 19 di bulan Maret sampai Mei 2020.

2. Pengunjung datang ke toko buku atau ke mall yang ada Toko bukunya masih ada rasa  kekuatiran tertular terkena covid 19 sehingga pengunjung toko buku sangat sepi.

3. Penurunan omset toko buku saat pandemi covid ini mencapai penurunan 60% sampai 90%.

4. Pelaku usaha penerbit buku yang mengurangi jumlah terbit buku baru dan mengurangi distribusi buku ke toko buku.

5. Penerbit gulung tikar atau bangkrut selama covid 19 ini sehingga tidak berproduksi kembali.

6. Untuk Pemasaran Buku yang langsung penjualan atau ketemu langsung ke sekolah ke perguruan tinggi dan ke instansi-instansi lainnya untuk sementara ini tidak bisa ketemu langsung sehingga kurang maksimal dalam menawarkan produk-produk buku.

7. Pelanggan buku baik di kalangan masyarakat umum maupun  instansi-instansi sekolah tinggi dan lainnya mengurangi anggaran untuk pembelian buku sehingga anggaran tersebut paling banyak dipergunakan diorientasikan untuk pembelian alat-alat kesehatan maupun ke covid-19.


Dilihat dari grafik penjualan buku di Gramedia saat adanya pandemi covid 19 di awal bulan Maret 2020 tepatnya tanggal 2 penjualan buku sudah mulai turun drastis.

Bulan April 2020 merupakan titik terendah dalam penjualan buku di Gramedia. Di awal Juni 2020 toko buku Gramedia sudah mulai dibuka dan penjualan buku sudah mulai merangkak naik walaupun naiknya tidak signifikan karena pengunjung di toko buku masih belum begitu banyak.

Untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku , selama pandemi Covid 19 penerbit perlu  menerapkan strategi pemasaran. 

Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku ( Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll ) 

Strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :

1. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.

2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonomi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.



A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara. (On Line )

1. Pentingnya Transformasi Digital 

Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri., terutama sektor Industri Perbukuan. Perubahan ini tentu akan berdampak ke banyak hal, mulai dari tempat bekerja, Cara belajar – mengajar ,  kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial. Strategi itama yang perlu dipakai adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku .

Adapun Manfaat Digital Marketing antara lain;

a. Biaya relatif terjangkau / murah

b. Daya jangkauan sangat luas

c. Mudah menentukan target pasar

d. Komunikasi dengan konsumen lebih mudah dan 

e. Lebih cepat populer

f. Sangat membantu meningkatkan penjualan

g. Mudah dievaluasi dan dikembangkan

Salah satu strategi pemasaran online yang sangat efektif adalah penjualan melalui website dan media sosial lainnya.

Untuk penjualan buku lewat Online  harus terus proaktive melakukan promosi , supaya dapat :

- Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial 

- Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada sehingga kesetiaan konsumen terjaga.

- Menjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu

- Menaikan penjualan dan profit 

- Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing 

- Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan 

- Mengubah tingkah laku ( yang kurang minat beli , menjadikan tertarik beli ) , persepsi dan pendapat konsumen.


Media Online yang dapat dilakukan untuk promosi dan penjualan buku yaitu lewat telepon, w.a, sms, email, telegram, FB, Instragram, youtube , dll.


Team pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya / on line . Penerbit ANDI juga memasarkan buku lewat marketplace yang telah di tunjuk oleh Kemendikbut R.I melalui blanja.com, blibli.com dengan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) guna mendukung pengadaan barang dan jasa (PBJ) di sekolah melalui penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler. "Inovasi dan elektronifikasi sektor PBJ merupakan suatu keniscayaan. Hal ini juga sesuai dengan amanat dan kebijakan pemerintah untuk penguatan tata kelola keuangan pendidikan melalui Perpres PBJ Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018,"


2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas

Penerbit Andi punya komunitas masing – masing sesuai dengan kapasitasnya untuk membentuk komunitas dan relasi , maka gunakanlah jaringan komunitas untuk sarana promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas  akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang ditawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.


Penerbit ANDI juga terus mengadakan aktifitas pemasaran lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link  Zoom , Live Youtube TV. ANDI, dengan tema – tema yang menarik.


B. Strategi pemasaran buku serangan Darat (OF LINE ).

Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , perlu melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Penerbit Andi telah mempunyai 42 cabang di kota dari Aceh s.d Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.

Strategi pemasaran buku serangan darat dikelompokkan berdasarkan target pasar yang dituju , antara lain :

1. Toko Buku 

Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri , sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka  perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku dipetakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional.

Kenapa  perlu petakan jenis toko buku, hal ini dikarenakan tiap jenis toko buku tersebut mempunyai sistem administrasi dan tempat yang berbeda. 

Contoh toko buku modern yaitu Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store. Toko Modern ini mempunyai sistem transaksi mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dikendalikan dengan sistem centralisasi dan sebagainya.

Adapun toko buku semi modern biasanya masih dikendalikan dan mengunakan sistem administasi penjualan per toko . Sedangakan Toko Tradisional biasanya sistem transaksinya masih manual .

Untuk itu saluran toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual / konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.

Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara,  antara lain;

a. Menguasai display buku

b. Memasang promosi di internal toko (neon box, eks banner)

c. Mengadakan bedah buku 

d. mengadakan event tematik sesuai bulan berjalan 

e. Proaktif komunikasi dengan pihak internal toko 

f. Menjaga stok buku pada toko dengan repeat order dan pengiriman

Moderator menyilakan calon penanya untuk bertanya.



Contoh display buku di Toko Gramedia.






Contoh Promo tematik khusus buku pertamanan dengan memberikan discount 20% ke konsumen.




Tema Program buku Perpajakan di Gramedia saat ini..


2. Directselling / kunjungan langsung 

Pemasaran Buku melalui Direct selling dipetakan berdasarkan jenis katagori buku yang diterbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling dibagi menjadi beberapa target pasar yaitu :

- Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).

- Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah

- Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum


Dengan pemetaan berdasarkan kategori seperti di atas maka penerbit menempatkan tenaga penjual dengan tugas sebagai berikut;

a. Kunjungan langsung ke setiap sekolah

b. Kunjungan langsung ke setiap kampus atau perguruan tinggi baik swasta maupun negeri

c. Kunjungan langsung ke setiap perpustakaan


3.  Melakukan Event – Event 

Aktive dalam melakukan event – event  seperti event Pameran buku, dalam seminar, workshop, Tryout, dan sebagainya


Resume 2 Pelatihan Belajar Menulis 4 Nopember 2020

 


Resume 2

Pelatihan Guru Menulis 

Oleh: Pono


Narasumber : 

Edi S. Mulyanta (Manager Operasional  Penerbit Andi)


Moderator: 

Aam Nurhasanah


Sebelum perkuliahan dimulai moderator memohon izin mengunci WAG untuk memudahkan proses perkuliahan.

Kuliah dibagi menjadi dua sesi. Pukul 19.00-20.00 WIB adalah sesi materi sedangkan pukul 20.00-21.00 WIB adalah sesi tanya jawab. 

Mula-mula narasumber menyapa peserta.

Narasumber mengelola penerbitan hampir 20 tahun. Tugas narasumber pada industri penerbitan adalah mengamati trend konten buku yang tersebar di pasar, kemudian memberikan resume tema apa yang sedang menarik pasar pada saat itu. Kemudian memetakan pesaing, dan target penulis yang menjadi sasaran. Setelah resume ditemukan, langkah selanjutnya adalah mencari prospek penulis yang mempunyai kemampuan seperti trend yang sedang kita pelajari.

“Terkadang memang calon penulis justru mempunyai insting yang lebih tajam dari penerbit, sehingga sering terjadi penerbit tertinggal informasi dibandingkan dengan penulis.” Kata beliau

‘Hal inilah yang menarik, karena penerbit belajar dari data-data histori pemasaran sedangkan penulis terkadang telah melangkah lebih jauh dengan prediksi yang mungkin telah diplajari sebelumnya.” Beliau menambahkan.

Komunikasi harus dijalin antara calon penulis dengan calon penerbitnya, karena keduanya terkadang dalam cara pandang yang berlainan. Penulis menguasai konten, sedangkan penerbit menguasai data pemasaran. Oleh karena itu langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan ‘link and match' antara data history dan data trend ke depan.

Penulis memerlukan media untuk menerbitkan buku sebagai kunci keberhasilan untuk dapat masuk ke dunia penerbitan. Di samping masalah pasar yang diperhitungkan, setiap penerbit mempunyai idealisme masing-masing. Penerbit tergabung dalam organisasi yang diakui oleh pemerintah yaitu IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) dan APTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi). Penerbit ini yang secara hukum diperbolehkan mengeluarkan ISBN di bawah Perpustakaan Nasional.

IKAPI permainannya  penerbitan dan percetakan murni mencari keuntungan, sedangkan APTI lebih mementingkan kualitas terbitan yang sesuai dengan keilmuan kampus lembaga pendidikan tinggi.

Secara Industri, IKAPI lebih mudah bergerak di pasar, karena genre terbitannya sangat luas dan mudah diterima berbagai kalayak. Target market APTI untuk lembaga pendidikan tinggi yang menekankan pada Tridarma Perguruan tinggi.

Pada umumnya penulis membagi penerbit menjadi dua kelompok besar, yaitu penerbit mayor dan penerbit minor. Penciri penerbit mayor dan minor semakin kentara dalam pemilihan kode nomor ISBN, untuk mempermudah skala produksi masing-masing penerbit. Dan hal ini digunakan oleh lembaga DIKTI untuk memberikan penilaian tersendiri terhadap penerbit tersebut.

Sebagai calon penulis dapat melihat pula histori hasil terbitan masing-masing penerbit untuk dapat memutuskan kemana calon terbitannya ditawarkan ke penerbit. Jikapenulis mempunyai tulisan Fiksi, penerbit yang memang kuat di pasar buku Fiksi, jangan keliru mengirimkan naskah ke penerbit yang lebih kuat di Non Fiksi. 

Intuk pengenalan awal penawaran tulisan, penulis dapat membuat semacam proposal penawaran penerbitan buku terlebih dahulu. Proposal ini dapat dikirimkan ke e-mail penerbit yang menjadi sasaran penulis. 

Isi Proposal meliputi:

1. Judul Utama Buku 

2. Sub judul jika diperlukan (sub judul ini memberikan penciri tersendiri untuk mempermudah pencarian tema) Biasanya judul utama dapat sama dengan judul-judul yang ditulis oleh penulis lain, sub judul ini sebagai ciri khas dari tulisan penulis.

3. Outline lengkap, dalam bentuk Bab-bab dan sub bab yang jelas hirarkinya.

4. Target pasar, misalnya buku ini untuk Guru, Murid, atau Orang tua, atau tulisan umum semua lapisan masyarakat

5. Curiicullum Vitae bapak ibu dalam bentuk narasi. Ini sangat penting untuk melihat kepakaran penulis di bidang apa, atau menonjol di bidang apa. Hal ini digunakan oleh bagian pemasaran untuk melihat besarnya potensi calon pembaca penulis tersebut.

Setelah lengkap ke-5 hal tersebut, akan lebih afdol lagi jika penulis menyertakan satu bab sampel untuk ditelaah oleh bagian editorial, agar dapat melihat gaya penyampaian penulis. Untuk melihat pemilihan kata (diksi) kalimat yang dipilih penulis, serta gaya penyampaiannya.

Pada tema-tema tertentu Gaya Penyampaian ini sangat diperlukan, agar dapat menggaet pembaca. Setiap pembaca mempunyai kecenderungan menyukai gaya tertentu dari penulisnya. Misalnya penulis menggunakan kalimat-kalimat aktif akan lebih banyak disukai oleh pembacanya dibanding dengan kalimat-kalimat pasif.

Terkadang tanpa sadar penulis lebih banyak menggunakan kalimat pasif, karena saat kita skripsi, tesis, hingga disertasi 100 persen menggunakan kalimat pasif. 

Jangan sungkan-sungkan mengirimkan naskah ke beberapa penerbit, supaya dibaca oleh editor atau redaktur penerbit. 

Tahap yang penting selanjutnya adalah tahap check plagiasi, yang dilakukan oleh editor bahasa. Tahap ini akan meneliti seberapa besar penulis melakukan plagiasi terhadap tulisan lain. Cek plagiasi bisa dilakukan menggunakan aplikasi dan secara manual oleh editor-editor yang berpengalaman. Hasil dari cek plagiasi berupa laporan derajat plagiasi, yang sebenarnya secara detail dilakukan saat telah diterimanya naskah untuk diterbitkan.

 Jika terjadi plagiasi di batas ambang yang ditentukan, naskah akan dikembalikan untuk dimohonkan dilakukan revisi.

Plagiasi ini meliputi teks dan gambar yang disadur tanpa memberikan sumber yang jelas.

Sebaiknya jika menulis naskah, selalu cantumkan sumbernya untuk naskah non fiksi. Sedangkan naskah fiksi, tidak diperlukan sumbernya.

Setelah naskah dinyatakan diterima, carilah endorsment-endorsement dari tokoh-tokoh yang dianggap mumpuni di bidangnya atau pejabat masyarakat yang dikenal, artis, dll yang mempunyai follower atau massa banyak. Hal ini lebih ke strategi pemasaran buku ke depannya.

Demikian resume materi yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat bagi sobat blogger, khususnya calon penulis buku atau yang ingin menambah wawasan mengenai penerbitan buku.


Resume Pelatihan Belajar Menulis

 


Resume 1

Oleh Pono

Senin, 2 Nopember 2020

Daring via grup WA Belajar

Narasumber: Joko Irawan Mumpuni

(Direktur penerbitan Penerbit Andi)

Moderator : Aam Nurhasanah



Mula-mula moderator memohon izin mengunci  wa group untuk memudahkan peserta mendapat materi

Setelah menyapa peserta dengan ucapan salam, moderator menginformasikan bahwa pemateri yang akan memberikan kuliah adalah  Pak Joko Mumpuni.

Selanjutnya narasumber mempersilakan moderator memandu jalannya kegiyatan.

 Tidak lama waktu berselang moderator pun menyatakan ‘siap’.

Moderator segera menyapa peserta dengan ucapan “Selamat malam guru hebat di seluruh tanah air..” Dilanjutkan dengan memperkenalkan narasumber kepada peserta, bahwa narasumber Pak Joko Mumpuni adalah Direktur Penerbit Mayor PT Andi. Saya,  Beliau sangat ramah .

Moderator menyampaikan peraturan sesi kuliah, yaitu  dibagi dua sesi.  Sesi pertama adalah sesi materi. Sesi kedua adalah sesi tanya jawab. Selanjutnya menyilakan narasumber memasuki kelas.


Narasumber pun segera memasuki kelas dan menyapa hadirin. Selanjutnya menyampaikan bahwa materi yang akan  disampaikan dengan metode mengirimkan gambar slide kemudian mengirimkan penjelasan melalui suara.

Narasumber selanjutnya mengirimkan slide.

Narasumber menyampaikan banyak guru telah mumpuni menulis namun tidak tahu naskah seperti apa yang dimaui penerbit. Dilanjutkan mengirim slide.

Narasumber bercerita bahwa beliau pertama kali belajar menulis sejak kelas 1 SD, yang mengajari menulis adalah Guru SD. Selanjutnya menyampaikan akan segera mengirimkan suara untuk menjelaskan slide-slide yang dikirimkan. Dilanjutkan mengirimkan slide berikutnya.

Narasumber menjelaskan melalui 'voice' bahwa buku dibagi menjadi dua yaitu buku teks dan buku non teks. Buku teks adalah buku yang digunakan untuk pembelajaran dari jenjang PAUD, SD hingga Perguruan Tinggi. Sedangkan buku non teks adalah buku yang tidak digunakan untuk pembelajaran tersebut.

Berikutnya narasumber mengirimkan slide. 

Buku teks dibagi menjadi dua yaitu buku ini teks buku pelajaran (bupel) dan perti. Buku teks buku pelajaran digunakan pada jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK.

Selanjutnya narasumber mengirimkan slide.

Buku teks perguruan tinggi lebih banyak variannya, kemudian dibagi menjadi buku eksak dan non eksak.

Selanjutnya narasumber mengirimkan slide,

Buku non teks dibagi menjadi buku fiksi dan non fiksi.

Selanjutnya narasumber mengirimkan slide,


Buku ada yang satu judul buku ditulis oleh satu penulis. Namun ada yang satu judul buku ditulis oleh lebih dari satu penulis atau beberapa lembaga.

Selanjutnya narasumber mengirimkan slide,

Ada juga buku yang diterbitkan kerja sama dengan kampus. 

Selanjutnya narasumber mengirimkan slide.

Ada satu judul buku yang ditulis oleh 20 penulis dengan satu orang sebagai editor konten yang menentukan batang tubuh. Masing-masing penulis diberi tugas menulis satu bab.

Selanjutnya narasumber mengirimkan slide.

Terkait tulis – menulis, ada beberapa tingkatan. Tidak mungkin peserta pada posisi paling bawah. Narasumber yakin peserta sekarang pada posisi paling atas.

Selanjutnya narasumber mengirimkan slide.


Gambaran yang rumit tentang industri buku. Banyak pihak terkait dengan penerbitan buku yang berupa lembaga. Penulis penting bagi kehidupan orang lain. Penulis tidak kalah mulianya dengan jabatan – jabatan yang lain karena menghidupi banyak orang . Maka penulis upahnya besok di surga. Narasumber mengajak peserta untuk berusaha  menjadi penulis buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor.

Selanjutnya narasumber mengirimkan slide.

Di Indonesia tingkat literasi ya masih rendah dibanding dengan negara-negara ASEAN lainnya. Sikap literasi mempengaruhi industri penerbitan. Penyebabnya budaya literasi kita belum ditumbuhkan. Minat baca kurang karena budaya baca kurang. Minat tulis kurang. Orang Indonesia lebih tingginya minat ngomongnya/minat ngobrolnya dibanding minat tulis. Minat tulis rendah karena kebiasaan menulis rendah. Padahal orang yang lebih banyak ngomongnya , lebih banyak memiliki konten untuk ditulis. 

Selanjutnya narasumber mengirimkan slide.

Proses naskah menjadi buku dari penulis sampai menjadi buku ke toko buku. Dari pertama menulis kemudian dikirimkan ke penerbit. Oleh penerbit, naskah dipelajari untuk kemungkinan penerbitannya. Ada dua kemungkinannya, yaitu diterima atau ditolak. Kalau ditolak artinya dikembalikan kepada penulis. Kalau diterima artinya akan diterbitkan atas biaya penerbit. Termasuk memberi royalti kepada penulis.  Penerbit memberitahu kepada penulis bahwa tulisan tersebut akan diterbitkan. Biasanya dengan surat resmi atau email atau WA, yang menyatakan naskah tersebut akan diterbitkan. Mohon dikirimkan naskah tersebut secara lengkap sekaligus tandatangani surat perjanjian penerbitan yang dilampirkan dalam surat tersebut. Penerbit menunggu sampai soft copy dikirimkan dan diterima oleh penerbit. Baru berikutnya diedit, dibuat desain covernya, setting isinya. Cover ditentukan oleh penerbit.

Selanjutnya narasumber mengirimkan slide mengenai pentingnya memilih penerbit yang baik.

Moderator  mengingatkan peserta bahwa sebentar lagi akan masuk sesi tanya jawab. Bagi yang ingin bertanya disilakan mengetik nama, alamat/ instansi dan pertanyaan. Kemudian mengirimnya ke nomor WA yang ditentukan.


Narasumber melanjutkan penyampaian materi mengenai cara memilih penerbit uang baik.

Penerbit yang baik baik mayor atau minor  memiliki ciri-ciri, antara lain;

Memiliki visi – misi yang jelas, tidak menerbitkan buku-buku yang bertentangan dengan visi-misinya.

Memiliki bisnis core lini produk tertentu yang kuat.

Memiliki pengalaman penerbitan sudah bertahun - tahun.

Memiliki jaringan pemasaran yang luas. Jangan mau diterbitkan penerbit yang hanya tingkat provinsi.

Memiliki percetakan sendiri, agar buku-buku aman dari pembajakan.

Mencetak dalam jumlah besar.

Jujur dalam pembayaran royalti.


Narasumber mengirimkan slide.

Penerbit memutuskan naskah tersebut diterbitkan atau tidak dasarnya adalah;

Editorial, peluang potensi pasar, keilmuan, serta reputasi penulis. Kadang-kadang penerbit menerbitkan buku pertimbangannya adalah potensi pasar dan reputasi penulis.

Narasumber mengirimkan slide.


Yang didapatkan oleh penulis adalah;

Kepuasan batin


Meningkatkan reputasi

Meningkatkan jenjang karir

Royalti dari penerbit.


Narasumber mengirimkan slide.

Pada kwadran kiri atas yaitu tema tak populer penulis populer akan laku dijual. Begitu pula dengan kwadran kanan bawah tema populer penulis tak populer juga akan laku. Yang paling laris pada kwadran kanan atas tema populer penulis populer. Sedangkan yang betul-betul tidak akan diterbitkan adalah kwadran kiri bawah yaitu tema tak populer penulis tak populer.

Narasumber mengirimkan slide.

Naskah yang populer temanya dapat dicari di Google trend.

Narasumber mengirimkan slide.


Salah satu tema yang trendnya selalu bergerak naik turun namun tidak pernah mati adalah pemasaran. Karena pemasaran selalu dibutuhkan sepanjang waktu. Pemasaran juga ada mata kuliahnya. Oleh karena itu setiap tahun ajaran baru buku-buku itu diperlukan.

Narasumber mengirimkan slide.



Dengan Google trends juga dapat ditemukan daerah – daerah dimana orang banyak mencari. Dari situ distribusi buku akan disesuaikan.


Sudah ada calon penanya, moderator mempersilahkan calon penanya untuk bertanya. Selanjutnya moderatoremohon narasumber menekan huruf “N” yang a artinya Next untuk memberi kode melanjutkan pertanyaan.


Contoh Pacelathon di WAG

 Contoh Pacelathon Wonten WAG 

               ------

Pacelathon punika dumados wonten  WAG KKG. Salah setunggaling KKG ing tlatah kabupaten Banjarnegara. Dinten Setu sonten. Pak No, setunggaling guru enem  anggota KKG nembe mawon mungkasi kegiyatan ‘diklat daring'. Diklat daring ingkang dipun ayahi dening Pak No minangka salah setunggaling program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. ‘Diklat daring' dipun leksanakaken kanthi pangajab saged nuwuhaken solusi dhumateng keruwetan dhunia pendidikan salebeting  ‘masa pandemi Covid-19’. 

Sasampunipun rampung nglampahi diklat para guru dipun ajeng-ajeng Saged mraktekaken ngelmu asil diklat wonten kelasipun piyambak – piyambak. Saengga  mujudaken pembelajaran ingkang langkung bermakna, ugi pas kaliyan suwasana ‘pandemi covid-19'.

Program Diklat gguru'masa pandemi covid-19' ingkang dipun wontenaken dening Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dipun bagi dados tigang bagian. Inggih punika; 

1. Bimtek

2. Diklat

3. Pengimbasan

Peserta ingkang sampun rampung nglampahi bimtek, lajeng ndhaftar kangge nglampahi diklat. Dene peserta ingkang sampun ngayahi diklat lajeng ngawontenaken kegiyatan pengimbasan wonten komunitas guru ingkang sampun terdaftar wonten SimPKB. Kegiyatan pengimbasan ingkang dipun maksud kalawau kalebet kegiyatan ‘diluar sistem'. Arupi ngajak dhumateng kanca-kanca guru supados ndherek ngayahi kegiyatan bimtek punapa dene diklat kados piyambakipun.    Kegiyatan pengimbasan benten kaliyan bimtek utawi diklat. 

Kangge kegiyatan pengimbasan boten wonten blangko utawi wacan ingkang sumadya. Ananging menawi kegiyatan sampun tuntas, komunitas badhe pikantuk piyagam utawi sertipikat. Benten kaliyan bimtek utawi diklat. wonten kegiyatan bimtek utawi diklat asil piyagam utawi sertipikat dipun paringaken dhumateng guru peserta diklat. Dene wonten kegiyatan pengimbasan, menawi sampun tuntas asil piyagam utawi sertipikat dipun aturaken dhumateng Komunitas. Komunitas ingkang sampun ngleksanakaken pengimbasan badhe pikantuk biji utawi nilai ugi perengkingan kaliyan Sedaya komunitas sanegara Indonesia.

Sasampunipun ngundhuh e-sertifikat diklat, Pak No lajeng milai pecelathon wonten WAG saperlu kangge  ngleksanakaken kegiyatan pembiasan. 

Langkung rumiyin Pak No ngunggah e-sertipikat lajeng milai pacelathon 




Pak No: Pangapunten, Bapak /Ibu. Menapa wonten ingkang sampun pikantuk sertifikat kados mekaten?

(Dereng wonten ingkang nulis ‘chat’ kangge mangsuli pitakenan Pak No) (Lajeng Pak No nyerat chat malih)

Pono: Menawi dereng, mangga sami ndherek bimtek ‘melawan DARING', liwat akun SIM PKB, Bapak Ibu. Cekap ngangge Android. (Dipun tambahi gambar jempol/👍)

Bu In: Maturnuwun kagem inpormasinipun  Pak No. (Dipun tambahi gambar tangann kalih dipun rapetaken/🙏🙏) 

Pak No: Sami-sami Bu In. Mangga, Sedaya anggota komunitas Guru saged ndherek wontenipun bimtek punika.

(Dereng sempat dipun wangsuli dening guru sanesipun, Pak No lajeng nyerat malih) 

Pak No: Kangge login dhateng simPKB, Bapak saha Ibu samangke ngginakaken Username arupi nomer UKG. Umpaminipun  kawula ingkang tumut UKG tahun 2015, nomer UKG kawula '2015014***28', lajeng ditambahi @guruku.id. Dados username ingkang kawula ginakaken kangge login '2015014***28@guruku.id'. Punika naming conto. Dene Bapak saha Ibu kagungan nomer UKG piyambak - piyambak. (Pak No lajeng ngunggah gambar lingkaran driji telunjuk kaliyan jempol/👌 kanthi pangajap para guru ngrumaos bilih perkawis punika kalebet perkawis ingkang gampil)

Bu Tonah: (dereng mangsuli ‘chat’ kanthi ukara, nembe ngaturaken gambar jempol kalih kaliyan gambar simbul ‘terima kasih'/👍👍🙏🙏)

(Pak No lajeng menggalih, kenging punapa  Bapak/Ibu guru dereng sami nyerat ‘chat’ kangge mangsuli ukara pitakon ingkang sampun cumawis). (Sasampunipun neliti Pak No mangertos bilih kalawau anggenipun nyerat, wonten kesalahan ngetik)

Pak No: (kanthi maksud njlentrehaken bilih seratan wonten ‘chat’ kepungkur kalebet ‘salah ketik’)Maksudipun bimtek kelawan DARING, nggih. Sanes bimtek melawan DARING. (Dipun tambahi gambar Sirah kemringet/😓). Maklum, kawula ngetik ngangge tangan setunggal)

(Amargi sampun wonten kanca guru ingkang mangsuli :’chat’, Pak No nglajengaken pangandikanipun)

 Pak No: Mangga Bu Tonah, Bu In,  Bu As enggal-enggal kemawon  nindakaken bimtek. (Dipun tambahi gambar tangan kalih dipun rapetaken/🙏) Amargi wonten jadwalipun. Pak Pur ugi sampun ngleksanakaken.(Dipun tambahi gambar jempol/👍)

(Boten watawis dangu Pak Ripto nyerat ‘chat‘chat’_ kangge mangsuli ‘chat’ ipun Pak No, ngginakaken basa Inggil. Ingkang boten biyasa dipun ginakaken wonten pacelathon antawisipun guru-guru)(Pak Ripto pancen kagolong piyantun linuwih ing antawisipun guru-guru babagan basa Jawi. Piyantunipun remen midhangetaken keseniyan Ringgit)

Pak Ripto: Matur sembah nuwun atur bambiyoworonipun, mugi saged piguno tumrap sedoyo kadang, saged ngindhakaken seserepan ugi saged pikantuk layang kekancingan ingkang piguna kagem indhaking darajat pangkat mugi berkah sadayanipun, Amin

(Amargi kalawau Pak No nyerat bab anggenipun nyerat ‘chat’ ngangge tangan setunggal lajeng Bu Tonah mangsuli)

Bu Tonah: Mboten dados punapa. Setunggal kangge nggendong lare  alit. (Dipun tambahi gambar tangan kalih mlumah/🤲🤲)

(Bu Tonah ugi mangsuli bab ajakan ndherek bimtek)

Bu Tonah: InsyaaAllah.

(Bu Tonah ugi mangsuli chatipun Pak Ripto kalawau)

Bu Tonah: Lah punika malah  ngginakaken basa lefel Inggil.

(Pak No mangsuli chatipun Bu Tonah ingkang nyebataken bab setunggal asta kangge nggendhong lare)

Pak No: Setunggal tangan kangge nyambi nyepengi Dhot Bu,

(Pak No ugi mangsuli chatipun Pak Ripto ingkang ngginakaken basa Jawi Inggil. Sinaosa boten patosa paham makna saha maksudipun, Pak No ngira-ngira bilih isinipun ‘chat’ saking Pak Ripto punika donga kaliyan ‘ucapan terima kasih')(Mila tanpa ragu-ragu Pak No mangsuli

Pak No: Sami-sami Bapak. Aamiin

Bu Tonah: (Ngaturaken gambar jempol/ 👍👍)

Pak Fian: (Ngaturaken gambar tangan kalih ingkang dipun rapetaken/ 🙏🙏🙏🙏)

(Pak No lajeng mangsuli chatipun Pak Fian)

Pak No: Mangga Pak Fian, enggal-enggal kemawon  ‘tancap gas'. InsyaaAlloh cekap  kalih dinten kangge ngayahi bimtek. (Dipun tambahi gambar jempol👍)

(Pak No lajeng mangsuli chatipun Pak Fian)

Pak No: Bimtek punika Saged dipun ayahi wonten griya, malah wanci dalu.

(Pak Fian lajeng mangsuli)

Pak Fian: siappp Pak No.

(Pak No lajeng ngaturaken gambar jempol)

Pak No: 👍👍👍

Bu As: Nggih Pak matursuwun infone pun 🙏

Pak No: Sami-sami Bu,

     ------