Dimensi Komunikasi

 


Pembelajaran dengan mengalami secara langsung dipercaya memberikan kesan yang bertahan lama. Pengetahuan dan pengenalan akan lingkungan tidak diragukan lagi.  Merupakan bekal pengalaman bermanfaat bagi anak. Kesadaran akan situasi dan kondisi dimana ia tinggal, tumbuh dan berkembang harus ditanamkan sejak masih kecil. Agar kelak ia tidak menjadi orang asing di kampung sendiri. Pengenalan lingkungan secara langsung dilakukan dengan aktivitas melihat, mengamati, melakukan, merasakan, serta mengomunikasikan.

Kali ini anak-anak melaksanakan kegiatan mengenal lingkungan air di objek wisata terdekat. Dengan berjalan kaki untuk melatih ketahanan tubuh, yakni otot dan pernapasan memberikan pengalaman dalam aspek menjaga kesehatan. Dilanjutkan dengan aktivitas berenang di kolam dangkal , anak-anak melakukan latihan tanpa pijakan. Tanpa memerlukan biaya besar. Selanjutnya, aktifitas wawancara sederhana sebagai cara menggali dan mengumpulkan informasi yang berkesan. Wawancara terhadap narasumber yang merupakan pelaku usaha di tempat ia bekerja tentu memberikan kesan mendalam dibandingkan dengan simulasi wawancara di ruang kelas. Ia lebih kontekstual, dan lebih optimal dalam menggali ide pertanyaan. Dari sini kemampuan berkomunikasi terasah disamping menumbuhkan keberanian untuk bertanya.
Kemampuan berkomunikasi sebagai salah satu dimensi profil lulusan perlu diupayakan sejak dini. Salah satunya dengan teknik wawancara. Pada aktivitas wawancara, seorang anak berlatih membuat daftar pertanyaan sesuai topik dan subjek yang diwawancara, mereview tulisan serta kemampuan komunikasi lisan. Beberapa ketrampilan komunikasi yang dilakukan secara sistematis diharapkan akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak.
Kolaska, jelang dzuhur.  

Tidak ada komentar: