Wilayah Indonesia yang berada di sekitar jalur khatulistiwa beriklim tropis dan mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Keanekaragaman flora dan fauna sebagai kekayaan alam hayati nggak perlu ditanya lagi. Beragam jenis tumbuhan dengan berjuta manfaat ada padanya. Tak heran wisata kuliner di Indonesia menjadi daya tarik turis baik dari dalam maupun mancanegara.
Dawet Ayu Banjarnegara sebagai salah satu kuliner khas sudah dikenal di mana-mana. Hampir di semua kota besar di Indonesia ada penjual Dawet Ayu. Tahukah kamu apa yang membedakan Dawet Ayu Banjarnegara dengan dawet atau minuman cendol pada umumnya? Di tulisan kali ini tidak akan dibahas asal usul nama Dawet Ayu Banjarnegara. Agar tulisan tidak terlalu panjang dari membosankan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan tadi, bahwa iklim di Indonesia adalah tropis. Ini menyebabkan suhu di Kota-kota di Indonesia terlebih di sekitar garis khatulistiwa tergolong cukup tinggi di siang hari. Dengan aneka ragam flora yang ada, maka wajar banyak ragam minuman dengan variasi rasa dan warna yang dapat disajikan.
Baik langsung saja ke topik, apa yang membedakan Dawet Ayu dengan dawet pada umumnya? Dawet sebagai minuman khas tentunya memiliki perbedaan dengan minuman lainnya. Beda penjual mungkin akan menyajikan cita rasa yang berbeda. Dawet Ayu Banjarnegara kini dapat disajikan dalam berbagai varian rasa. Diantaranya ada Dawet Ayu berselimut salju, Dawet Ayu tape ketan, serta Dawet Ayu biji salak dan sebagainya. Penjual mungkin akan berinovasi dalam menciptakan varian rasa di dalamnya. Begitu pula dalam setting outlet untuk membuat nuansa yang berbeda.
Namun ada yang menjadi ciri khas dari semua itu. Biasanya penjual Dawet Ayu memasang gambar tokoh wayang punakawan, yaitu Semar dan Gareng. Selain itu pada pembuatan cendol, penjual tidak hanya menggunakan tepung beras saja. Ia juga menambahkan tepung aren didalamnya sehingga menyebabkan kekhasan dari segi rasa dan tekstur. Selain itu juruh yang digunakan biasanya dibuat dari bahan gula aren. Bagi sebagian pembaca pohon aren mungkin sudah sulit dijumpai. Namun dari segi rasa dan manfaat, gula aren tidaklah sama dengan gula kelapa yang ada di pasar tradisional.
Bagaimana rasanya dawet yang terakhir kamu minum ? Masihkah kamu ingat?
Video 👇👇
Tidak ada komentar:
Posting Komentar