Nasi beras yang menjadi makanan pokok masyarakat mengalami beberapa perlakuan. Sejak proses pemetikan sampai menjadi makanan yang siap dihidangkan di meja makan. Proses panjang dari penanaman dan sebelumnya dilakukan petani padi dengan berbagai aktifitas yang terkadang melibatkan banyak pihak. Maka sebagai insan yang beriman, biasanya masyarakat sebelum makan berdoa memohon berkah bukan hanya bagi dirinya melainkan bagi banyak orang.
Meskipun tidak semua orang menanam padi, namun hampir semua orang memakan nasi beras yang berasal dari tanaman padi. Sekarang dengan alat listrik proses menanak nasi lebih mudah. Pengerjaannya juga lebih cepat. Secara umum prosesnya meliputi: menakar beras yang akan dimasak, mencucinya, kemudian memasaknya.
Menakar beras sebelum dimasak diras penting dengan pertimbangan ekonomi, menyesuaikan kebutuhan rumah tangga akan nasi dalam sehari, agar nasi yang sudah dibuat nantinya tidak terbuang percumah. Coba kita bayangkan, jika dalam satu hari satu keluarga mengonsumsi 1 kg beras, maka setiap bulan membutuhkan 30 kg beras. Jika dikalikan dengan setahun pula, mencapai angka 365 kg. Mencuci beras sebelum memasaknya perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Selanjutnya memasak menggunakan "rice cooker" atau sejenisnya, dengan menyesuaikan volume beras dengan volume air. Ini bertujuan mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan kita. Nasi yang dibuat tidak terlalu keras juga tidak terlalu lembek. Sebagian mungkin masih menggunakan peralatan tradisional dalam memasak nasi. Dengan cara tradisional nasi yang hasilkan dipercaya lebih enak dan lebih sehat.
Selain petani, biasanya beras yang dimasak diperoleh dengan cara membeli dari penjual. Adapun uang digunakan untuk membelinya berasal dari hasil kerja atau usaha yang dilakukan. Usaha yang dilakukan boleh jadi pada sektor perdagangan maupun sektor lain. Kita tentunya sepakat bahwa uang yang kita dapatkan merupakan rezeki dari Tuhan yang harus disyukuri. Cara mensyukurinya secara lisan dengan mengucapkan "hamdalah" serta menggunakan rezeki tersebut untuk hal bermanfaat. Pendek kata tidak menyia-nyiakan rezeki yang kita terima.
Beras memiliki bagian luar yang disebut kulit ari. Kulit ari dipercaya terdapat vitamin didalamnya, yang baik untuk kesehatan tubuh. Namun jika tidak hati-hati dalam mencuci beras kulit ari mungkin akan hanyut bersama air cucian beras. Bagaimana untuk memanfaatkannya agar rezeki yang diterima tidak terbuang percumah? Salah satu yang dapat dilakukan adalah menjadikan air bekas cucian beras sebagai aset berharga untuk tanaman. Sebenarnya pemanfaatan air bekas cucian beras sudah dilakukan orang tua kita sejak dulu, namun masih terbatas pada beberapa aktivitas 'tertentu'. Jika setiap kali mencuci beras, airnya dimanfaatkan dengan baik untuk tanaman, sebenarnya ia merupakan anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri juga. Namun, untuk efektifitasnya dalam penyimpanan, tidak semua air bekas cucian beras. Cukup air cucian pertama , kedua, ketiga saja yang disimpan. Ambil dan simpan dalam botol atau jerigen untuk keperluan tanaman kesayangan kita.
(Jelang subuh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar