Tantangan


Zaman terus berubah. Teknologi terus berkembang. Manusia harus bisa mengimbangi perkembangan zaman. Jika tidak ia akan tertinggal. Perkembangan zaman yang amat cepat tentunya membawa tantangan tersendiri bagi bangsa dan umat manusia. 


Dalam berbagai bidang pekerjaan, tantangan itu selalu ada. Tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Guru harus akrab dengan perkembangan zaman, serta mau menggunakannya dalam menunjang pekerjaan yang ia tekuni. 


Selayaknya guru terus belajar dan belajar agar tidak ketinggalan. Siswa hari ini merupakan generasi yang berbeda dengan generasi anak-anak masa lalu. Kini anak-anak lebih cakap dan lebih akrab  dalam berteman dan menggunakan teknologi. Informasi yang tidak ia dapatkan di sekolah bisa ia peroleh di luar sekolah. 


Perkembangan teknologi tidak selalu berdampak baik. Ada juga hal-hal negatif yang harus diwaspadai. Jika dampak buruk terjadi akibat penggunaan teknologi, maka untuk mengurangi dampak tersebut tentunya dengan mengenali dan memahami bagaimana teknologi bekerja. Untuk itu guru mempunyai suatu tantangan untuk mengawal dan memantau kondisi tersebut.


Salah satu dampak teknologi yang lain adalah adanya kesenjangan kompetensi siswa dikarenakan perbedaan kesempatan dalam mengaksesnya. Sebagian memiliki kemampuan dapat belajar dengan cepat, namun sebagian yang lain justru melambat. Adanya perbedaan ini tentunya memerlukan penanganan yang berbeda pula. Ini yang disebut dengan pembelajaran diferensiasi. Kemampuan dalam memberikan layanan belajar dengan memperhatikan prinsip berdifensiasi tentunya memerlukan pengalaman disamping guru harus siap untuk belajar.


Kesiapan guru untuk mau belajar dari berbagai hal dan berbagai cara merupakan hal positif yang bisa mempengaruhi siswa. Guru yang demikian tentunya dapat menjadi teladan  bagi muridnya dalam hal belajar dan mengelola semangat belajar. Kesiapan guru untuk terus belajar merupakan tantangan yang harus dihadapi di era teknologi.


Kesempatan belajar bagi guru kini terbuka  lebar, baik secara daring maupun luring. Berbagai program dicanangkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru.  

Program Menulis Buku Antologi Puisi Anak


Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan program gerakan literasi sekolah adalah menulis puisi. Puisi-puisi yang ditulis siswa ini dapat dikumpulkan dan dijadikan buku antologi puisi anak. Dengan terwujudnya buku antologi puisi tentunya menjadikan rasa bangga dan puas atas usaha yang ia lakukan.


Kegiatan dilakukan dengan menggali inspirasi, memilih kata-kata (diksi), menuangkannya dalam bait-bait puisi.  Puisi-puisi yang sudah jadi dikumpulkan, diperiksa untuk selanjutnya dibuat menjadi buku. Untuk menulis sebuah puisi  tidak harus menggunakan waktu yang terlalu lama atau terlalu singkat. Cukup satu Minggu untuk menghasilkan satu karya bentuk puisi. 


Menulis puisi adalah menuangkan gagasan berupa karya seni dalam bentuk tulisan. Untuk menemukan ide dan menuangkannya bagi pemula mungkin akan terasa berat diawal. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan mengantisipasi hal ini adalah dengan berpindah tempat atau mengunjungi tempat yang dimungkinkan akan munculnya inspirasi di kepala. Salah satu tempat dirasa nyaman dan memungkinkan mendapat banyak inspirasi menulis adalah di tepi sungai, di puncak gunung, atau di tanah lapang dengan hembusan angin segar. Masingmasing masing pembaca mungkin memiliki pengalaman berbeda dalam mendapatkan inspirasi menulis. Yang disebutkan di atas hanyalah sebagai salah  satu contoh saja. Selanjutnya pembaca dapat melakukan eksplorasi secara mandiri dalam hal menggali inspirasi menulis puisi.


Anak-anak dengan didampingi guru berjalan menuju tepi sungai dengan membawa alat tulis berupa pulpen dan kertas. Sebelumnya di kelas guru menyampaikan penjelasan kepada anak-anak mengenai apa yang harus dilakukan, kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi serta cara mengatasi kemungkinan tersebut. Salah satu kemungkinan yang dipertimbangkan adalah turunnya hujan sebelum anak-anak tiba di sekolah. 

https://youtu.be/QXVNHu4hxjY


Pemaparan Aksi Nyata Budaya Positif



Budaya positif di sekolah merupakan salah satu materi penting pada program pendidikan calon guru penggerak. Materi ini tertuang dalam modul ajar 1.4. Calon guru penggerak hendaknya senantiasa berusaha membangun budaya positif di sekolah tempat ia mengajar. Membangun  budaya positif dengan membangkitkan motivasi intrinsik. Mengapa motivasi intrinsik? Karena motivasi intrinsik bertahan lama. Tidak terpengaruh oleh hukuman maupun hadiah.


Motivasi intrinsik merupakan modal untuk menumbuhkan disiplin yang sesungguhnya. Agar disiplin positif dapat terbentuk tentunya ada cara yang harus dilakukan. Cara yang bisa dipilih untuk ini salah satunya adalah dengan berpedoman pada teori kontrol serta menerapkan langkah-langkah restitusi dalam berhubungan dan berinteraksi dengan murid. Untuk keberhasilan ini semua tentunya tidak bisa lepas dari faktor keteladanan dari seorang guru. Keteladan guru baik perkataan, perilaku, maupun pemikiran dan cara pandang terhadap sesuatu persoalan berpengaruh kuat  pada murid yang ia ajar.


Tergerak, Tergerak, dan Menggerakkan. Calon guru penggerak disamping berusaha mengamalkan apa-apa yang dipelajari sama proses pendidikan, diharapkan bisa memberi dampak yang baik kepada teman - teman guru yang ada di sekitarnya. Tak heran jika setelah melakukan aksi nyata menerapkan konsep budaya positif disekolah, mendapat tugas melakukan pengimbasan kepada teman-teman guru di sekolah maupun di lingkungannya. 


Pengimbasan penerapan budaya positif bisa dilakukan disekolah tempat ia mengajar,  kepada rekan-rekan guru di KKG (Kelompok Kerja Guru), maupun di lingkungan komunitas pendidik lainnya. Namun ada syarat terpenuhinya peserta terimbas pada jumlah tertentu serta durasi tertentu pula.


Pengimbasan di sekolah relatif lebih mudah dalam hal kordinasi dengan rekan sejawat. Jaraknya pendek karena hanya satu sekolah. Namun bagi guru yang mengajar di sekolah dengan guru tidak mencapai batas minimal jumlah peserta terimbas, perlu berpikir lagi bagaimana cara menambah rekan guru terimbas. 


Bukan hanya kepada teman sejawat saja, pengimbasan juga bisa dilakukan dengan rekan guru di KKG. Untuk melakukan pengimbasan atau diseminasi di KKG cenderung lebih kompleks. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan. Kita perlu mengetahui jadwal pertemuan KKG. Jika dalam waktu dekat belum ada pertemuan, maka perlu  mengusahakan agar dilaksanakan pertemuan dalam waktu dekat dengan teman-teman guru dalam satu kelompok.


Agar pelaksanaan pengimbasan yang melibatkan guru -guru di KKG secara otomatis berkoordinasi dengan pihak-pihak tertentu. Misal kepala sekolah,  pengurus KKG, maupun pengawas sekolah.


CGP Harus Bisa Membagi Waktu

Calon guru penggerak adalah guru biasa. Sama dengan guru pada umumnya. Memiliki tugas tanggung jawab terkait dengan pekerjaannya. Sebagai guru berkewajiban mendidik, mengajar, membimbing murid dengan sepenuh hati. Ya, sepenuh hati. Pelibatan hati dalam aktifitas kesehariannya sangat penting. Bukan sekedar melaksanakan rutinitas sehari-hari. Untuk itu setiap selesai beraktivitas perlu melakukan muhasabah atau evaluasi. Meskipun tidak ditulis.


Evaluasi bukan bukan hanya terhadap apa yang sudah diperoleh atau dilakukan murid. Namun lebih penting lagi muhasabah atas apa yang sudah dilakukan. Hal-hal yang sudah baik tentunya perlu dipertahankan atau ditingkatkan. Sedangkan yang kurang baik semestinya diperbaiki.


Salah satu hal perlu dievaluasi atas diri pribadi adalah bagaimana cara memandang murid. Seperti apa murid digambarkan. Bagaimana filosofi pendidikan yang menjadi pedoman dalam  melakukan tugas. Apa ketrampilan atau kompetensi yang sudah dikuasai. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini dapat menjadi pemantik untuk melakukan muhasabah atau evaluasi diri.

Setelah memahami diri, memahami  murid serta situasi selanjutnya solusi. Salah satu solusi yang ditawarkan kepada para guru guna merubah "mindset" atau cara pandang, serta meningkatkan kompetensi  diri adalah degan mengikuti pendidikan dan pelatihan. Berbagai pendidikan dan pelatihan dapat dipilih baik yang diselenggarakan pemerintah maupun badan diklat non pemerintah. Guru yang ingin meningkatkan kapasitas dirinya tentu memandang ini sebagai suatu anugerah yang patut disyukuri dengan mendaftar dan mengikuti serangkaian kegiatan pada jenis diklat yang dipilih.


Ada satu hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang memutuskan untuk memilih salah satu jenis diklat, yaitu membagi waktu. Membagi waktu antara melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai guru serta belajar baik teori maupun praktik pada jenis diklat yang dipilih. Menariknya pada pelatihan calon guru penggerak, proses belajar dan tugas dilaksanakan di luar jam belajar efektif murid. Kegiatan belajar dikakukan secara mandiri melalui LMS (Learning Management System) pada siang sore maupun malam hari. Begitu pula dengan kegiatan diskusi "Video Converence" juga dilaksanakan siang tau malam hari.


BERGERAK


Slogan "Guru Bergerak Indonesia Maju" semakin akrab di telinga. Dalam program pendidikan calon guru penggerak slogan itu  memang sering diucapkan. Baik oleh Calon Guru Penggerak, Pengajar Praktik maupun Fasilitator. Ada juga slogan "Tergerak, Bergerak, Menggerakkan". Seorang calon guru penggerak setelah mendengar informasi tentang adanya program pendidikan/pelatihan untuk guru menjadi tergerak hatinya dan menyambut seruan itu. Begitu pula ketika mendengar pemaparan materi baik oleh Fasilitaor maupun Pengajar Praktik, menjadi tergerak hatinya. 
Gerakan hati kemudian diikuti anggota badan sehingga menjadikan dirinya bergerak. Bergerak untuk berusaha menerapkan apa-apa yang ia dapatkan dari pendidikan. Bergerak karena ingin mengajar sesuai filosofi pendidikan yang ia pelajari. Sekaligus bergerak untuk mencari pengetahuan baru yang ia butuhkan guna menunjang kinerjanya sebagai guru. Setelah merasaan adanya perubahan dalam dirinya, dengan adanya semangat baru yang merupakan dampak dari pendidikan yang diselami menganggap perlu melakukan pengimbasan kepada murid. Menularkan semangat yang yang baik kepada murid, agar murid menjadi gemar belajar dan mau berusaha untuk masa depannya. Dibuatlah program di kelas yang sebelumnya tidak ada atau sebelumnya sudah ada namun perlu perubahan atau penyempurnaan. Program kelas dilakukan untuk menggerakkan murid dalam hal-hal positif serta murid mengalami "Learning by Doing". 

'Bergerak' merupakan salah satu dari tanda kehidupan. Semua benda yang hidup bergerak. Baik manusia, hewan dan tumbuhan, semua bergerak.  Kita kadang mendengar  bahwa  air yang yang mengalir lebih baik atau lebih bersih dari air yang menggenang. Air yang menggenang walaupun awalnya bersih namun lambat laun akan menjadi kotor dan berbau. Sementara air yang mengalir akan terus bersih. Tak heran jika pemerintah mencanangkan program guru penggerak. Harapannya tentu agar guru selalu eksis menghadapi berbagai perubahan serta menjadi bagian dari perubahan ke arah yang lebih baik.

Sebagai guru yang sedang mengikuti program pendidikan calon guru penggerak tentunya akan berusaha untuk terus  bergerak. Begitulah, sebagai bentuk kesungguhan dalam menerapkan pengetahuan yang didapat. Ketika menerima informasi mengenai adanya pendaftaran kegiatan  menulis 28 hari di bulan Pebruari tidak tinggal diam dan menyambut dengan ceria. Meskipun belum mengetahui apakah dapat menyelesaikan sesuai jadwal yang ditentukan. Setidaknya usaha pada tahap awal sudah dilakukan. Ini adalah satu momen untuk bergerak dan menghasilkan karya berupa tulisan. Semoga dapat menyelesaikan sesuai ketentuan dengan baik. Tak bijak rasanya jikn menemukan sesuatu yang baik hanya dinikmati sendiri. Mungkin ada juga teman yang menginginkannya namun belum mendapatkan informasi. Sebagai bentuk kepedulian kepada teman seperjuangan sekaligus mempraktikkan menggerakkan, tanpa berpikir panjang segera menyebarkan informasi baik secara pribadi maupun grup di medsos. Bukan apa-apa yang menjadi motivasi, namun bahagia kaena sudah berbuat. Semoga bermanfaat. 

Kegiatan di Blogspot dan Google Sites


Pertemuan perdana 26 Desember 2022 diharapkan menjadi titik tolak lahirnya pertemuan-pertemuan berikutnya yang syarat manfaat. Bukan hanya dilakukan oleh kelompok kecil kami namun juga menginspirasi kelompok - kelompok lain yang lebih luas. Dengan mengabadikannya melalui blog dan membagikannya diharapkan membawa dampak ke lingkungan guru-guru baik yang mengikuti pelatihan CGP maupun tidak.

Terselenggaranya diskusi secara langsung (tatap muka) sejatinya merupakan muara atas diskusi panjang berjam-jam, berhari -hari yang dilakukan melalui WhatsApp Grup. Dengan berbagai kesibukan yang dialami semua pihak dalam berbagai aktifitas, menentukan waktu bukan hal yang mudah. 

Aktifitas membuat blog pribadi dan memulai menulis postingan blog dilakukan secara bersamaan. Boleh dikatakan memiliki titik pangkal yang sama dalam mengukir sejarah menulis blog yang dikelola secara mandiri. Kalau menulis di media sosial memang sudah biasa dan memiliki latar belakang dan sejarahnya masing-masing. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi disekitar. 

Selesai membuat postingan perdana di blog pribadi dilanjutkan proses belajar membuat situs internet menggunakan aplikasi Google Sites. Situs pribadi di Google Sites pada dasarnya hampir sama dengan blog di blogspot. Keduanya sama-sama berguna untuk mempublikasikan artikel tentang  tentang topik tertentu. Namun ada juga perbedaannya. 

Situs pribadi yang dibuat dengan Google Sites merupakan salah satu yang direkomendasikan sebagai portofolio digital.

Google Sites bisa dijadikan sebagai website kelas, LMS sederhana (dipadukan dengan platform Google lainnya), serta portofolio digital. O ya, bagi yang suka mengelola Mading juga bisa menggunakan Google Site sebagai majalah dinding digital.

Berkaitan dengan pemanfaatan blog di blogspot, aktifitas yang sudah dilakukan adalah membuat alamat situs serta menulis dan memublikasikan postingan. Sedangkan pemanfaatan Google Site sudah membuat situs, menambahkan halaman serta memasang tautan ke postingan vidio di kanal YouTube. 

Sekian dulu ya sobat blogger, postingan saya kali ini sebagai tambahan dari postingan sebelumnya untuk memberi gambaran tentang pertemuan kelompok pada 26 Desember 2022. Semoga bermanfaat, khilaf dan salah penulisan mohon dimaafkan ya...

Pertemuan Perdana Kelompok Atas Awan CGP Angkatan 7




Hari ini hari yang istimewa dalam perjalanan meniti pendidikan calon guru penggerak angkatan 7. Tentunya istimewa bagi kami. Apa sih istimewanya? Salah satu tujuan mengikuti  pendidikan calon guru penggerak angkatan 7 adalah sebisa mungkin belajar menjadi guru yang disukai murid sesama rekan guru, dan tentunya oleh atasan to.  Syukur kalau menjadi sosok yang diidolakan.  Setidaknya diidolakan anggota keluarga. Hehehe

Terus apa hubungannya dengan istimewanya hari ini, Mas blogger?

Salah satu ketrampilan yang diusahakan dalam pelatihan  adalah merencanakan program , melaksanakannya serta yang tak kalah pentingnya adalah membagikan / sharing praktik baik yang dilakukan. Baik praktik baik yang dilakukan di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. 

Bukan hanya mampu merencanakan program , namun kemampuan berkolaborasi juga merupakan prasyarat kemajuan di segala bidang. Sekarang eranya kolaborasi. Bukan "one man show" lagi. 

Nah berkaitan dengan kolaborasi inilah yang menjadikan hari ini istimewa. Pasalnya kami teman satu kelompok belajar yang diampu oleh satu Pengajar Praktik mengadakan pertemuan pertama yang diinisiasi oleh teman-teman. Kebetulan kami berasal dari sekolah yang berada di wilayah kabupaten Banjarnegara bagian utara yang notabenenya merupakan daerah pegunungan.

Kegiatan yang dilakukan pada  pertemuan kali ini adalah melakukan diskusi membahas rencana program ke depan. Salah satu program yang menjadi kesepakatan adalah membuat karya bersama. Tidak hanya membuat program, kami juga belajar bersama membuat blog di blogger sekaligus latihan menulis di post.