Resume 6 Pelatihan Belajar Menulis (13 Nopember 2020)

 Resume 6  

Pelatihan Belajar Menulis (13 Nopember 2020)

Oleh: Pono,S.Pd.SD


Narasumber: Nur Alien Halvaima, SH. MH.

Moderator : Aam Nurhasanah




Mila-mula moderator memohon izin untuk mengunci grup sebentar, karena kelas akan dimulai. Agar lebih mudah.

Setelah berdoa, moderator menyampaikan biodata dari narasumber.


Beliau adalah Anak Bugis-Makassar yang dilahirkan 10 Agustus 1960. Nama beliau Nur Aliem Halvaima, SH, MH. Nama pena dan media sosial adalah Nur Terbit. Anak ke-3 dari 7 bersaudara pasangan Haji Muhammad Bakri Puang Boko - Hajjah Sitti Maryam Puang Mene.

Tahun 2015 beliau menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Jakarta, program S2 ilmu hukum dengan tesis "Pola Pemberian Upah Untuk Kesejahteraan Wartawan Media Cetak di Provinsi DKI Jakarta". Sedang S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas  Syari'ah dan Hukum. Sementara Sarjana Muda di IAIN Alauddin Makassar. 

Nur menjalani profesi wartawan daerah di Makassar sejak masih kuliah, berlanjut jadi koresponden Harian Terbit (Pos Kota Grup) di Sulawesi Selatan. Tahun 1984 hijrah ke Jakarta bergabung jadi reporter kemudian redaktur. Tahun 2014 saat koran tempatnya bekerja "dijual", Nur pensiun dini tapi tetap menulis dan jadi redaktur media online www.possore.com sampai saat ini.

Pengalaman jurnalis Nur sebagai pemegang kartu Wartawan Utama dari Dewan Pers - PWI Pusat ini, antara lain : Wartawan/Editor Surat Kabar Harian Terbit (Pos Kota Grup) 1980-2014. Pemred Vonis Tipikor versi  majalah dan online 2014-2017. Pemred Corong versi majalah dan online 2019-2020. Pemred Telescope versi majalah dan online 2020. Redaktur Eksekutif Possore.com 2015 s/d Sekarang. Redaktur/Admin tamu sejumlah media online, majalah, tabloid 2014 s/d sekarang.


Prestasi menulis antara lain : Dua kali berturut-turut Juara Lomba Menulis Artikel Bertema Pramuka antar wartawan dan Umum Tingkat Nasional 2011 dan 2013, yang digelar Kwarnas Pramuka. Juara Lomba Menulis Pengalaman Mudik Asyik Republika Online. Juara di beberapa lomba menulis blog antara lain: Online Shop Kudo, Lomba Menulis Puisi Spontan Pedas, Lomba Blog Teacher Writing Camp IGI Bekasi, Smartphone Oppo, Dompet Duafa, Asuransi Raksa Online, Online Shop Shofie Martin, Restauran Bebek Kaleyo, BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir), Tokoh Populer, Suara Konsumen.

Di tengah kesibukannya itu, Nur sebagai blogger masih sempat menulis di blog pribadi www.nurterbit.com, Kompasiana, Kumparan, Viva, Blogdetik (alm), PepNews, Tokoh Populer, Suara Konsumen, Risalah Misteri, Terbitkan Buku Gratis, bahkan aktif membuat konten video di channelnya YouTube.com/nurterbit. Tahun 2019 Nur meraih Juara Utama Lomba Video YouTube Asuransi Mobil Raksa Online.

Berbekal pendidikan formal dan pengalamannya meliput berita hukum selama jadi wartawan, Nur juga sesekali bersidang mendampingi kliennya di pengadilan sebagai lawyer (pengacara). Buku "Wartawan Bangkotan" adalah karya kedua Nur mengenai dunia pers. Sebelumnya kumpulan tulisannya "Lika-Liku Kisah Wartawan" diterbitkan PWI Pusat memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2020.

Kelas dibagi dalam 2 sesi yaitu sesi materi dan sesi tanya jawab.

Moderator mempersilakan narasumber untuk memasuki kelas. 

Terima kasih.

Narasumber mengucapkan salam dan menyapa peserta.

Narasumber menyatakan bahwa pekerjaan beliau selama ini menulis. Baik menulis berita, peristiwa, laporan pandangan mata dari lapangan. Istilah jurnalistiknya reportase.

Media beliau waktu itu (1980-2014) adalah media cetak (koran) secara tertulis atau (kadang) dilengkapi foto dari TKP (istilah kepolisian tempat kejadian perkara) ke kantor redaksi koran/media

Baik ketika masih wartawan daerah di Makassar, maupun setelah bergabung di Jakarta sebagai reporter di Harian Terbit (Pos Kota Grup).

Di media, ada format atau standar baku, yakni berita tidak boleh (dilarang) memasukkan opini penulisnya atau wartawannya.

Ada perbedaan pola penulisan berita di koran/media dengan menulis bebas untuk artikel di media. Tentu beda lagi jika menulis untuk karangan ilmiah, skripsi, makalah, tesis atau disertasi.

Tapi si wartawan jika ingin menyampaikan pendapat, gagasan, pemikiran, boleh saja. Ada tempat khusus yakni opini, artikel, yang by name...

Untuk rubrik artikel di media, sudah disiapkan, baik koran, majalah, tabloid, dll.

Selain wartawan sebagai tugas utamanya, rubrik opini ini bisa diisi oleh orang luar. Maksudnya pembaca, sesuai keahlian dan bidang yang dikuasainya.

Untuk tulisan ini, ada kompensasi dari redaksi media tersebut, berupa honorarium yang besarnya tergantung kemampuan media yang bersangkutan.

Mereka  yang ahli/pakar satu bidang ilmu, bahkan menjadi penulis tetap, yang tentu honornya juga lumayan.

Saat ini media besar seperti Kompas, Majalah Tempo, Republika, Media Indonesia dan beberapa majalah menerapkan standar honor.

Kini era berganti dengan online. Sayangnya dengan datangnya era digital ini, media cetak dan sebangsanya, banyak yang tiarap lalu tidur untuk selamanya. Satu sisi mengurangi pasar media cetak, sisi lain membuka peluang baru sebagai netizen, atau citizen jurnalism. Media Informasi pun makin banyak pilihan.

Dulu harus ke lapak K5, lampu merah, pengecer, agen untuk dapat membeli koran/majalah, sekarang cukup dengan gadget atau hp, dunia sudah terbentang luas.

Narasumber sudah mulai mencoba menulis sejak masih SD. Dulu ada namanya buku inpres, berbagai jenis buku bacaan, pelajaran, dongeng, cerita petualangan. Termasuk majalah anak2 Si Kuncung. Mungkin ada yang masih ingat, tapi Kuncung sudah "wafat" diteruskan majalah Bobo dan rekan-rekannya.  Kebetulan ayah Dari narasumber kerja di P dan K (kini Kemendikbud) Kab Maros Sulsel.  Bertanggungjawab membagikan buku2 tersebut ke sekolah2, terutama Dikdas, pendidikan dasar di daerah tersebut.

Dari situlah narasumber terbiasa membaca buku2. Dimana kemudian sangat berguna  pada kehidupan selanjutnya saat mulai belajar menulis. Benar kata orang,  untuk mahir menulis harus banyak membaca.

Di bangku SD itu pula, narasumber mulai berani mengirim tulisan ke media, tepatnya di koran daerah tempat beliau tinggal di Makassar.

Tulisannya tentu yang ringan sesuai usia pelajar SD.

Ada koran Pedoman Rakyat (PR), koran tertua di Makassar, bahkan se Indonesia Timur. Tentu bangga ketika pertama kali tulisan dimuat di koran. Yang lebih bangga lagi dapat honor, dikirim via wesel pos

Puisi Anak, Cerita Anak, bahkan mengirim gambar di rubrik Anak.

Setelah tulisan sudah berani dikirim ke koran dan dimuat, mulai tambah berani ikut lomba menulis. Narasumber beberapa kali mewakili sekolah untuk lomba menulis antar sekolah dan Alhamdulillah...menang.

Moderator mempersilakan peserta untuk bertanya.

Kurang tahu, kenapa lomba menulis antar murid, sekolah ada lagi ya sekarang?

Yang ada malah lomba menulis blog bagi guru ya? Salut untuk KSGN

Narasumber kebetulan sekolah di PGA (Pendidikan Guru Agama. Untuk ujian akhir, semua siswa harus praktek di SD. Kebagian praktek mengajar di SD Muhammadiyah Maros Sulsel., dapat kelas 6 yang muridnya badan besar, sementara beliau berbadan kecil

Pengalaman berkesan mengajar kelas 6 SD yang muridnya seperti GIANT (teman Doraemon - Nabita itu), beliau tulis dan kirim ke lomba mengarang pengalaman ke majalah remaja HAI (Kompas grup). Hadiah kamus Indonesia-Inggris M Sadeli dan kaos HAi

Menjadi wartawan resmi saat sudah kuliah di IAIN Makassar. Selain jadi pengelola koran kampus.

Terus berlanjut ke Jakarta bergabung di Harian Terbit (grup Poskota)

Mulai belajar menulis opini, tulisan feature, laporan bersambung, sesekali cerpen percintaan atau tema keluarga. 2014 saat pensiun dini, mulai fokus menulis blog, Kompasiana, mengenal medsos (FB, Twitter, Instagram dan YouTube).

Ikut berbagai lomba nulis. Beberapa diantaranya menang. Hadiah laptop, kamera, handphone dan yang sering flashdisk, atau voucher belanja.

Dari sekian banyak tulisan yang tercecer di mana-mana itulah setelah dikumpulkan akhirnya jadi buku. Yang terbaru diterbitkan YPTD-nya Pak Thamrin dahlan adalah "Wartawan Bangkotan". Tadi diantar TIKI dari percetakan ke rumah. Seblumnya ada "Lika-Liku Kisah Wartawan" terbitan PWI Pusat 2020.

Akan menyusul buku bacaan ringan : MATI KETAWA ALA NETIZEN






Tidak ada komentar: